Senin, 27 Juli 2020 | 2 menit baca |
Saat baru mulai terjun ke dunia forex, mungkin kamu akan merasa bingung, bahkan kewalahan, melihat banyaknya currency pairs yang bisa kamu pilih untuk bertransaksi. Pasangan mana yang lebih berpeluang profit? Pasangan apa yang cocok untuk jangka pendek? Dan mungkin masih banyak lagi pertanyaan dan pertimbangan dalam memilih currency pairs bagi trader pemula.
Sebelum memilih currency pairs, yuk, kita ingat kembali tiga kategori currency pairs dalam forex.
1. Major pairs
Major pairs adalah pasangan dollar Amerika dengan mata uang utama dunia; yaitu euro, poundsterling, dollar Australia, yen Jepang, dollar New Zealand, dollar Kanada, dan franc Swiss. Pasangan-pasangan ini ditulis dengan simbol EURUSD, GBPUSD, AUDUSD, USDJPY, NZDUSD, USDCAD, dan USDCHF.
2. Cross currency pairs
Ini adalah pasangan mata uang utama yang tidak menggunakan dollar Amerika sama sekali. Contohnya adalah pasangan euro/poundsterling (EURGBP), dollar Australia/dollar Kanada (AUDCAD), dollar Australia/yen Jepang (AUDJPY), euro/dollar Kanada (EURCAD), dan lain-lain.
3. Exotic pairs
Kategori ini memasangkan mata uang utama dunia dengan mata uang negara berkembang. Misalnya, pasangan dollar Amerika/real Brasil (USDBRL), euro/lira Turki (EURTRY), dollar Amerika/dollar Singapura (USDSGD), dollar Amerika/dollar Hong Kong (USDHKD), dan masih banyak lagi.
Bagaimana cara memilih currency pairs yang cocok untuk trader pemula?
Tiap pasangan mata uang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk mencari tahu mana yang paling pas untukmu, tentukan target trading-mu, lalu pilih beberapa currency pairs dan pelajari karakteristiknya. Berikut adalah beberapa karakteristik currency pairs yang perlu kamu ketahui sebelum melakukan jual beli:
Likuiditas
Karena nilai transaksi dollar Amerika yang tinggi di seluruh dunia, pasangan mata uang major pun memiliki likuiditas yang tinggi. Likuiditas yang tinggi ini biasanya diikuti dengan stabilitas yang baik pula. Kita ambil contoh pasangan EURUSD. Pasangan mata uang yang paling banyak ditransaksikan ini memiliki spread yang cenderung rendah dan harga yang cenderung stabil. Sehingga, trader pemula akan lebih mudah menganalisis pergerakan harga untuk mendapatkan peluang profit dari pasangan ini.
Volatilitas
Selain likuiditas, trader pemula juga perlu mempelajari volatilitas, atau besarnya fluktuasi pergerakan harga. Volatilitas rendah menunjukkan rendahnya pergerakan harga, sementara volatilitas tinggi berarti pergerakan harga yang tinggi atau cepat.
Contoh pasangan yang cukup volatil adalah GBPJPY dan GBPAUD. Sekilas, pasangan yang volatil akan terlihat tidak stabil karena pergerakan harganya yang cepat dan tinggi. Namun, jika sudah mempelajari dan mendapatkan feel-nya, kamu akan bisa memanfaatkan volatilitas ini untuk mendapatkan peluang profit yang lebih cepat dan tinggi pula.
Spread
Trader pemula biasanya ingin mendapat peluang profit yang lebih cepat. Untuk itu, kamu bisa memilih major pairs yang memiliki spread rendah.
Selain hal-hal di atas, pastikan kamu juga selalu update berita ekonomi dan politik global yang dapat mempengaruhi perubahan harga pasar forex. Perhatikan juga berita dari negara yang mata uangnya kamu pilih. Sisanya, kembali pada tujuan dan target trading-mu, serta preference pribadi. Sambil menentukan currency pairs pilihanmu, yuk, coba berlatih dan asah kemampuan trading-mu dengan akun demo dari MIFX!