![]() |
Updated Rabu, 19 Februari 2025 |
![]() |
Updated Rabu, 19 Februari 2025 |
Harga Gold terkoreksi setelah kenaikan signifikan, dipengaruhi oleh aksi ambil untung dan sentimen pasar yang lebih positif. Meski demikian, ketidakpastian kebijakan tarif AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve masih mendukung permintaan Gold sebagai aset aman. Sementara itu, rilis data inflasi Inggris hari ini berpotensi memicu pergerakan besar pada Pound Sterling (GBP), dengan angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat menekan BoE untuk menyesuaikan suku bunga, yang berisiko memperlemah GBP.
Berikut data dari Trading Central:
Inflasi Inggris YoY JAN; forecast 2,7% vs previous 2,5%.
GOLD
Harga Gold (XAUUSD) mengalami penurunan tipis selama sesi Asia pada hari Rabu (19/2/25) setelah kenaikan tajam pada hari sebelumnya, yang membawa harga mendekati level tertinggi sepanjang masa. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh aksi ambil untung, di tengah sentimen pasar yang positif, yang menurunkan permintaan terhadap Gold sebagai aset aman. Namun, ketidakpastian tentang kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump tetap dapat mendukung harga Gold.
Selain itu, meskipun ada ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) mungkin akan memangkas suku bunga lebih lanjut setelah penurunan mengejutkan dalam Penjualan Ritel AS, telah membebani Dolar AS. Hal ini membantu membatasi penurunan harga Gold. Pergerakan Gold masih berpeluang volatile dengan kecenderungan turun karena para trader kemungkinan akan menunggu notula rapat FOMC untuk mencari petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan suku bunga, sebelum membuat keputusan terkait investasi di Gold, yang tidak memberikan imbal hasil.
OIL
Harga Oil diperdagangkan sekitar $71,90 selama sesi Asia pagi ini, melanjutkan rally akibat kekhawatiran gangguan pasokan di Rusia. Serangan drone Ukraina yang menghancurkan stasiun pompa pipa utama Rusia mengurangi aliran minyak dari Kazakhstan hingga 30-40%, yang diperkirakan mengurangi pasokan global sebanyak 380.000 barel per hari terus berpotensi memicu kenaikan siang ini.
Namun, kekhawatiran atas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dan potensi perang dagang dapat membatasi kenaikan Harga Oil lebih lanjut. Meskipun gangguan pasokan mendukung harga, ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan global tetap menjadi faktor penghalang.
EURUSD
Pasangan mata uang EURUSD mengalami kenaikan moderat menuju 1,0450 pagi ini, dipicu oleh pelemahan Dolar AS (USD). Meskipun demikian, kekhawatiran tentang kebijakan tarif dan ketegangan yang terus berlangsung antara Rusia dan Ukraina dapat mendukung penguatan Greenback, yang dianggap sebagai mata uang safe-haven, dan membatasi potensi kenaikan lebih lanjut bagi pasangan mata uang ini.
Pernyataan Presiden AS Donald Trump pada Selasa malam yang mengindikasikan kemungkinan penerapan tarif sebesar 25% untuk impor mobil, semikonduktor, dan produk farmasi, menambah ketidakpastian di pasar. Pengumuman resmi tarif ini diperkirakan akan keluar paling cepat pada 2 April, yang dapat memicu volatilitas pergerakan EURUSD.
GBPUSD
Data inflasi Inggris yang akan dirilis hari ini pukul 14:00 WIB dapat memicu pergerakan besar pada Pound Sterling (GBP), terutama karena inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat mempengaruhi keputusan Bank of England (BoE) terkait suku bunga. Jika angka inflasi untuk bulan Januari lebih tinggi dari 2,7% yang diprediksi, ini bisa memberikan tekanan bagi BoE untuk menyesuaikan kebijakan moneter mereka, khususnya terkait pemotongan suku bunga. Hal ini berpotensi memperlemah GBP, karena pasar akan melihat kemungkinan kebijakan yang lebih dovish dari bank sentral.
Inflasi inti yang diperkirakan naik menjadi 3,6% YoY pada Januari, juga bisa menambah kecemasan tentang peningkatan biaya hidup yang berkelanjutan di Inggris. Jika data inflasi ini tercatat lebih tinggi dari ekspektasi, kemungkinan BoE akan mempertimbangkan langkah-langkah lebih agresif untuk mengendalikan inflasi, yang dapat memperburuk volatilitas GBPUSD. Sebaliknya, jika inflasi berada di bawah perkiraan atau tetap stabil, GBP bisa mendapat dorongan karena pasar mungkin akan meyakini BoE akan lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.
USDJPY
USDJPY berada dalam tren turun karena yen Jepang (JPY) kembali menarik pembeli pada sesi Asia hari Rabu, sebagian mengoreksi penurunan sebelumnya terhadap Dolar AS. Peningkatan ekspektasi bahwa Bank of Japan (BoJ) akan menaikkan suku bunga di tengah tekanan inflasi yang meluas di Jepang mendukung JPY. Selain itu, kenaikan imbal hasil obligasi Jepang, akibat ekspektasi hawkish BoJ, memperkecil selisih suku bunga antara Jepang dan negara lain, yang juga mendorong aliran dana menuju JPY.
Sementara itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) membuat Dolar AS tetap tertekan, sehingga menambah tekanan turun pasangan USDJPY. Kondisi ini masih berpeluang menekan turun USDJPY hingga sesi Eropa siang ini.
NASDAQ
Nasdaq mampu mempertahankan kenaikan pada sesi Asia didorong oleh ketahanan pasar saham secara keseluruhan meskipun ada kekhawatiran terkait inflasi tinggi dan kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump. Meskipun beberapa saham seperti Arista Networks dan Bumble mengalami penurunan setelah sesi perdagangan, indeks Nasdaq tetap mencatatkan kenaikan tipis. Hal ini mencerminkan optimisme investor terhadap sektor teknologi yang terus berkembang.
Meskipun ada tekanan negatif dari sentimen terkait tarif dan inflasi, pasar saham, termasuk Nasdaq, tetap menunjukkan ketahanan karena investor cenderung mengabaikan faktor-faktor tersebut dan tetap mencari peluang pada saham teknologi dan sektor-sektor lainnya yang memiliki prospek cerah.