![]() |
Updated Kamis, 3 April 2025 |
![]() |
Updated Kamis, 3 April 2025 |
Pasar finansial mengalami gejolak pada perdagangan Kamis (3/4/2025) merespon kebijakan kenaikan tarif impor dan reciprocal Presiden AS Donald Trump. Dalam kebijakan tersebut Trump mengumumkan menaikkan tarif impor sebesar 10% untuk semua negara.
Selain itu, dengan kebijakan reciprocal beberapa negara juga terkena kenaikan tarif yang lebih tinggi. China yang merupakan negara dengan surplus terbesar kini dikenakan tarif impor sebesar 54%, kemudian Uni Eropa sebesar 20%. Dari Asia lainnya, Vietnam, Kamboja, Korea Selatan, Jepang hingga India yang terkena kenaikan tarif besar.
Hal tersebut berpotensi memicu perang dagang yang lebih besar dan berdampak ke perlambatan ekonomi global. Pelaku pasar melihat kebijakan tersebut berpotensi membuat perekonomian Amerika Serikat akan melambat yang membuat dolar AS “babak belur”.
Selain itu, rilis data ekonomi AS juga akan menjadi penggerak pasar malam ini. Berikut data dari Trading Central:
GOLD
Harga Gold berbalik turun setelah memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa di US$3.167 per troy ons. Gold berbali turun ke US$3.101 per troy ons, kemungkinan terjadi akibat aksi profit taking mengingat kondisi fundamental masih mendukung kenaikan.
Permintaan Gold sebagai safe haven masih tinggi akibat risiko perang dagang yang berpotensi membesar dan perlambatan ekonomi. Selain itu dolar AS yang sedang tertekan juga berpeluang mendongkrak kinerja Gold.
Jika data ekonomi AS malam ini dirilis lebih buruk dari forecast, Gold berpotensi mendapat tambahan sentimen positif.
OIL
Risiko perlambatan ekonomi global membuat harga Oil anjlok ke US$68,20 per barel. Dibandingkan penutupan perdagangan Rabu, Oil anjlok US$2,46.
Ketika perekonomian global melambat, ada potensi permintaan Oil akan menurun. Sentimen negatif tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan Oil pada perdagangan malam ini.
EURUSD
EURUSD meroket ke 1,11465 pada awal perdagangan sesi Eropa setelah pagi tadi sempat anjlok ke 1,08051. Dibandingkan penutupan perdagangan Rabu, EURUSD naik 2.888 poin (288,8 pip).
EURUSD masih melesat meski data dari zona euro menunjukkan data inflasi produsen (Producer Price Index/PPI) periode Februari dilaporkan tumbuh 3% year-on-year (YoY) lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya 3,4% YoY.
Artinya, pelaku pasar merespon kemungkinan perlambatan ekonomi AS yang membuat dolar AS tertekan. Jika data ekonomi AS malam ini dirilis lebih rendah dari forecast, ada potensi EURUSD mendapat tambahan sentimen positif.
GBPUSD
Sama dengan EURUSD, pasangan mata uang ini juga melesat lebih dari 200 pip ke 1,32067 pada awal perdagangan sesi Eropa. GBPUSD melesat sebab Inggris hanya dikenakan tarif impor sebesar 10%.
Sebelumnya pemerintah Inggris memperkirakan akan terkena kenaikan sebesar 20%. Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan GBPUSD pada perdagangan sesi Eropa.
Sentimen positif tersebut masih akan mendongkrak kinerja GBPUSD pada perdagangan malam ini.
USDJPY
USDJPY anjlok ke 146,259 yang merupakan level terendah dalam 6 bulan terakhir. Dibandingkan penutupan perdagangan Rabu, USDJPY anjlok nyaris 300 pip.
USDJPY anjlok sebab meluasnya risiko perang dagang berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi AS sehingga memberikan sentimen negatif bagi USDJPY. Jika data ekonomi AS malam ini dirilis lebih buruk dari forecast, ada potensi USDJPY semakin tertekan.
Nasdaq
Nasdaq masih tertekan hingga awal perdagangan sesi Eropa dan berada di dekat level terendah dalam 7 bulan terakhir. Risiko perang dagang yang semakin besar memberikan sentimen negatif ke indeks saham global.
Tekanan akan semakin besar jika data ekonomi Amerika Serikat malam ini dirilis lebih rendah dari forecast, ada potensi Nasdaq akan kembali tertekan.