Updated Senin, 6 Januari 2025 |
Updated Senin, 6 Januari 2025 |
Harga Gold stabil di sekitar $2.640 pada awal sesi Asia, Senin (6/1/25), meskipun tertekan oleh penguatan dolar AS yang didorong data Manufaktur ISM AS. Di sisi lain, harga minyak mencatat performa kuat pekan lalu berkat optimisme meningkatnya permintaan dari China, menyusul rencana Beijing untuk meluncurkan lebih banyak langkah stimulus. Data IMP Jasa Tiongkok yang naik ke 52,2 di bulan Desember juga memperkuat harapan ekspansi ekonomi, memberikan dorongan positif bagi prospek permintaan energi global.
GOLD
Harga Gold (XAUUSD) bertahan stabil di sekitar $2,640 di awal sesi Asia hari Senin (6/1/25). Namun penguatan dolar AS yang dipicu oleh rilis data Manufaktur ISM AS membebani pergerakan Gold tersebut. Fokus pasar pekan ini tertuju pada data pasar tenaga kerja AS untuk bulan Desember yang akan dirilis hari Jumat sebagai katalis baru.
Menurut data dari Institute for Supply Management (ISM) yang dirilis Jumat lalu, IMP Manufaktur AS naik ke level 49,3 pada Desember dari 48,4 di November, melampaui forecast pasar sebesar 48,5. Data yang lebih baik dari perkiraan ini memperkuat dolar AS dan menekan harga komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut, termasuk Gold.
OIL
Harga Oil "perkasa" pada perdagangan pekan kemarin karena dukungan dari optimisme terhadap meningkatnya permintaan di China. Sebagai importir minyak utama dunia, China diharapkan meningkatkan konsumsi energi setelah Beijing mengisyaratkan peluncuran lebih banyak langkah stimulus dalam beberapa bulan mendatang.
Selain itu data Indeks Pembelian Manajer (IMP) Jasa Tiongkok naik ke 52,2 pada bulan Desember dari 51,5 di bulan sebelumnya menunjukkan ekspansi sektor jasa di negara tersebut, yang merupakan indikator positif bagi perekonomian China.
Harga Oil juga didukung oleh cuaca dingin yang melanda AS dan Eropa turut memperkuat permintaan minyak, khususnya untuk produk hasil penyulingan seperti bahan bakar pemanas. Kenaikan ini juga menandai penguatan harga minyak selama dua pekan berturut-turut.
EURUSD
EURUSD mampu melanjutkan kenaikan pada sesi Asia pagi ini karena didukung oleh data pengangguran Jerman yang mencatat kenaikan hanya 10 ribu pada bulan Desember, lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 15 ribu. Hal ini menjaga tingkat pengangguran tetap stabil di 6,1%, yang menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja Jerman dan kestabilan ekonomi zona euro.
Namun, tekanan jual tampaknya masih mengancam karena para pengambil kebijakan ECB mendukung pelanjutan pelonggaran moneter, dengan pasar memperkirakan penurunan suku bunga lanjutan tahun ini. Prospek ini mencerminkan kekhawatiran atas inflasi Zona Euro yang masih jauh dari target ECB sebesar 2%.
GBPUSD
GBPUSD menguat tipis di awal pekan ini karena dukungan didorong oleh aksi penutupan posisi jual (short covering) dari para pelaku pasar, yaitu tindakan membeli kembali mata uang GBP setelah terjadi aksi penjualan yang masif, serta perbedaan suku bunga antara Inggris dan AS yang memberikan dukungan positif bagi mata uang poundsterling.
Namun kenaikan tersebut masih berpeluang terbatasi oleh ekspektasi bahwa Bank of England (BoE) akan menurunkan suku bunga dengan cara yang lebih cepat tahun ini.
USDJPY
USDJPY dibuka naik pada sesi perdagangan Asia karena dipengaruhi oleh ketidakpastian terkait ekspektasi kenaikan suku bunga Bank of Japan (BoJ). Data IMP Jasa Bank Jepang untuk bulan Desember juga direvisi turun menjadi 50,9 dari sebelumnya 51,4, menambah kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi Jepang.
Di sisi lain, dolar AS yang tetap berada di dekat level tertinggi dua tahun, didorong oleh pergeseran hawkish dari The Fed yang mendukung penguatan dolar. Lingkungan pasar yang risk-on dan pandangan dovish dari BoJ melemahkan Yen sebagai mata uang safe haven.
NASDAQ
Nasdaq mampu rebound dari posisi rendah mingguan dan mempertahankan kenaikan di level 21.522 pada sesi perdagangan Asian, Senin pagi. Kenaikan Nasdaq karena dukungan dari saham-saham teknologi memimpin rebound pada hari Jumat, saham Tesla naik 8% setelah perusahaan mobil listrik tersebut mengumumkan penjualan rekor tertinggi di China pada tahun 2024.
Di sisi lain, saham Nvidia menguat lebih dari 4% setelah mengalami kenaikan signifikan pada hari Kamis, menunjukkan kembalinya sentimen positif di sektor teknologi.