![]() |
Updated Kamis, 24 Oktober 2024 |
![]() |
Updated Kamis, 24 Oktober 2024 |
Mata uang utama selain dolar Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan pada perdagangan Rabu kemarin. Namun rilis data purchasing managers’ index (PMI) manufaktur dan jasa dari Eropa pada Kamis (24/10/2024) bisa mempengaruhi pergerakan euro dan poundsterling dengan signifikan.
GOLD
Indeks dolar AS yang naik tajam akibat buruknya kinerja mata uang utama lainnya memicu aksi profit taking pada Gold (XAUUSD) yang sebelumnya memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 2.758 per troy ons. Gold menutup perdagangan Rabu di US$ 2.715,40 per troy ons atau turun lebih dari US$ 33 atau 330 pip.
Penurunan tajam yang terjadi akibat aksi profit taking tentunya bisa kembali menarik aksi beli. Apalagi sentimen bagi Gold masih positif akibat ketidakpastian hasil Pemilu Amerika Serikat yang akan berlangsung 5 November mendatang.
Ada potensi harga Gold kembali naik pada perdagangan sesi Eropa hari ini terutama jika data PMI dari Eropa hari ini dirilis lebih bagus dari ekspektasi. Sebab jika euro dan poundsterling bangkit indeks dolar AS akan turun.
OIL
Harga Oil (CLS10) turun US$ 0,28 pada perdagangan Rabu ke US$ 71,02 per barel pada perdagangan Rabu. Penurunan Oil terbilang tipis meski data dari Amerika Serikat yang dirilis EIA menunjukkan stok crude oil di Amerika Serikat bertambah hingga 5,4 juta barel dalam sepekan yang berakhir 18 Oktober.
Rilis tersebut seharusnya memberikan tekanan besar bagi Oil tetapi pelemahannya kemarin tipis saja. Hal ini menunjukkan sentimen bagi Oil yang masih positif setelah bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) memangkas suku bunga pada awal pekan lalu.
EURUSD
EURUSD turun 152 poin (15,2 pip) ke 1,07822 pada perdagangan Rabu. Perekonomian zona euro yang diperkirakan memburuk membuat European Central Bank (ECB) yang diprediksi kembali memangkas suku bunga pada Desember. Hal ini terus menekan EURUSD hingga menyentuh level terendah sejak 3 Juli kemarin.
Rilis data PMI Jerman pada pukul 14:30 WIB dan zona euro secara keseluruhan pada pukul 15:00 WIB bisa menjadi penggerak EURUSD. Forecast di Trading Central menunjukkan PMI manufaktur Oktober sebesar 40,6 sama dengan bulan sebelumnya. Kemudian PMI jasa juga tetap sebesar 50,6.
Dari zona euro, PMI manufaktur diprediksi 45,2 lebih tinggi dari bulan sebelumnya 45, begitu juga dengan PMI jasa 51,7 vs 52,4. Data-data tersebut berpotensi menjadi sentimen positif bagi EURUSD jika dirilis lebih tinggi dari forecast.
GBPUSD
GBPUSD turun 622 poin (62,2 pip) ke 1,29201 dan berada di level terendah sejak 16 Agustus. Pasangan mata uang ini terus mengalami tekanan setelah Bank of England (BoE) membuka peluang pemangkasan suku bunga yang agresif.
Rencana BoE tersebut semakin berpeluang terealisasi setelah inflasi di Inggris menunjukkan perlambatan yang signifikan. Meski demikian melihat posisi GBPUSD yang cukup rendah, ada peluang rebound yang cukup besar apalagi jika data PMI Inggris sore nanti dirilis lebih baik dari sebelumnya.
Forecast di Trading Central menunjukkan PMI manufaktur Oktober sebesar 51,7 lebih baik dari bulan sebelumnya 51,5, begitu juga dengan PMI jasa sebesar 52,7 vs 52,4.
USDJPY
USDJPY melesat 1.672 poin (167,2 pip) ke 152,744 pada perdagangan Rabu, level tersebut menjadi yang tertinggi sejak 31 Juli. Pemilu Jepang yang akan berlangsung pada 27 Oktober mendatang memberikan tekanan bagi yen.
Partai Liberal Demokrat dan koalisinya Komeito diperkirakan akan kehilangan kursi mayoritas yang bisa membuat pemerintahan tidak stabil dan menjadi sentimen negatif bagi yen. Meski demikian, posisi USDJPY yang tinggi saat ini berpotensi memicu aksi profit taking, apalagi Pemilu AS juga masih dipenuhi ketidakpastian.
Nasdaq
Nasdaq anjlok 245 indeks poin ke 20.274 pada perdagangan Rabu, bahkan sempat menyentuh 20.078 yang merupakan level terendah dalam 2 pekan. Pelaku pasar berfokus pada Pemilu AS pada 5 November mendatang.
Pertarungan Kamala Harris dan Donald Trump diperkirakan akan sangat ketat sehingga memicu ketidakpastian yang membuat Nasdaq anjlok. Pada perdagangan sesi Eropa, ada potensi aksi jual Nasdaq masih berpotensi berlanjut.