SUPPORT CENTER     021-50996650 / 021-50928899     Log in
Berita Gold Bertahan di atas $2.630: Ketegangan Global Dukung Harga, Suku Bunga The Fed Jadi Penghalang
Macro Overview

Gold Bertahan di atas $2.630: Ketegangan Global Dukung Harga, Suku Bunga The Fed Jadi Penghalang

Updated Kamis, 2 Januari 2025
Bagikan
Updated Kamis, 2 Januari 2025
Bagikan

Harga Gold tetap stabil di atas $2.630 didorong oleh ketegangan geopolitik dan minat terhadap aset safe haven. Namun, ekspektasi pelambatan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve dapat membatasi kenaikan harga Gold lebih lanjut.


GOLD
Harga Gold terus bertahan di level positif, bergerak stabil di atas $2.630 pada awal sesi Asia hari Kamis (02/01/25). Peningkatan ketegangan geopolitik, aktivitas pembelian oleh bank sentral, dan arus investasi ke aset safe haven menjadi pendorong utama yang menjaga minat terhadap logam mulia ini tetap tinggi. Kondisi ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap stabilitas global, yang sering kali mendorong mereka untuk mencari perlindungan dalam bentuk Gold.

Namun, ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju penurunan suku bunga di tahun mendatang dapat menjadi faktor yang menahan potensi kenaikan Gold lebih lanjut. Dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, biaya peluang untuk menyimpan Gold tanpa imbal hasil juga meningkat, sehingga mengurangi daya tarik logam mulia ini bagi sebagian investor.

Kombinasi dari sentimen pasar yang beragam ini menciptakan dinamika harga Gold yang kemungkinan masih akan berlanjut hari ini.


OIL
Harga Oil naik empat hari berturut-turut, diperdagangkan di atas $71,50 per barel pada sesi Asia, Kamis. Kenaikan didorong data menunjukkan ekspansi sektor manufaktur China di Desember, mendukung prospek permintaan minyak global.

Selain itu Oil juga didukung oleh stok minyak mentah AS diprediksi turun sekitar 3 juta barel pekan lalu, menurut Reuters. Namun, prospek permintaan jangka panjang yang lemah terus menekan harga. Dalam jangka pendek kenaikan Oil berpotensi berlanjut karena optimism permintaan dari China.


EURUSD
EURUSD menghadapi tekanan jual karena Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan sikap dovish terhadap kebijakan suku bunga untuk tahun 2025. ECB diproyeksikan akan menurunkan suku bunga fasilitas simpanan menjadi 2% pada Juni 2025, yang dianggap sebagai tingkat netral. Sikap ini mencerminkan fokus ECB untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global, meskipun langkah tersebut turut menekan nilai tukar Euro terhadap mata uang lainnya.

Di sisi lain, Indeks Dolar AS terus menguat, mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Penguatan ini didorong oleh kebijakan hawkish Federal Reserve, yang menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga yang lebih lambat daripada ekspektasi pasar. Dengan kombinasi kebijakan ECB yang dovish dan pendekatan The Fed yang lebih ketat, daya tarik Dolar AS semakin meningkat, memberikan tekanan turun pada pasangan mata uang EURUSD.


GBPUSD
GBPUSD juga masih menghadapi tekanan jual hingga menjelang sesi perdagangan Eropa siang ini, tertekan oleh faktor global. Proyeksi dari para pejabat Federal Reserve menunjukkan kemungkinan hanya dua kali penurunan suku bunga masing-masing sebesar seperempat poin hingga akhir 2025, yang mendukung penguatan Dolar AS terhadap Pound Sterling.

Selain itu, sikap dovish Bank of England (BoE) turut membebani pergerakan GBP, di mana kebijakan yang cenderung hati-hati dapat membatasi penguatan Pound. Ancaman kebijakan tarif yang mungkin diberlakukan oleh Donald Trump juga menjadi sentimen negatif tambahan dan berpeluang menekan turun GBPUSD.


USDJPY
USDJPY dibuka naik ke level tertinggi harian 157,777 pada sesi Asia Kamis pagi, karena penguatan Dolar AS di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dengan langkah yang lebih hati-hati pada tahun ini. Sikap hawkish The Fed telah memberikan dukungan kuat bagi Dolar, serta ketidakpastian global terus mendorong permintaan untuk aset aman seperti USD.

Di sisi lain, komentar dari Gubernur Bank of Japan (BoJ), Kazuo Ueda, yang optimis terhadap kemajuan dalam mencapai target inflasi, memberikan sedikit dukungan bagi Yen Jepang. Namun, perbedaan sikap kebijakan antara The Fed dan BoJ tetap menjadi faktor utama yang menjaga USDJPY berada di tren naik.


NASDAQ
Nasdaq mampu rebound pada pembukaan perdagangan hari Selasa setelah turun tajam akibat aksi ambil untung menjelang akhir tahun, dengan saham teknologi utama seperti Apple dan Microsoft turun. Penurunan ini dipicu oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS yang mengalihkan minat investor ke aset lebih aman, serta ketidakpastian terkait kebijakan suku bunga The Fed untuk 2025.

Tinkat imbal hasil obligasi AS turun sekitar 2%, menambah tekanan pada saham-saham teknologi. Investor cenderung beralih ke obligasi, yang dianggap lebih stabil, sementara prospek kebijakan moneter The Fed juga mempengaruhi sentimen pasar.


Dapatkan update mengenai promo, trading tools, dan berita terbaru dari MIFX
Dapatkan update mengenai promo, trading tools, dan berita terbaru dari MIFX
LEGALITAS
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi: 178/BAPPEBTI/SI/I/2003
Bursa Berjangka Jakarta: No. SPAB-044/BBJ/03/02
Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia: No. 010/SPKB/ICDX/Dir/III/2010
Kliring Berjangka Indonesia: No. 14/AK-KBI/III/2003
Indonesia Clearing House: 003/SPKK/ICH-MIF/VII/2017
MEDIA SOSIAL
PT Monex Investindo Futures beroperasi berdasarkan izin dan berada di bawah pengawasan BAPPEBTI, merupakan anggota bursa BBJ dan BKDI dan anggota kliring berjangka KBI & Indonesia Clearing House.
LOGIN
Email
Password
FORGOT PASSWORD
Scan QR untuk Download Aplikasi MIFX Sekarang Juga