Updated Jumat, 30 Agustus 2024 |
Updated Jumat, 30 Agustus 2024 |
Data yang dirilis dari Amerika Serikat kemarin menunjukkan pertumbuhan ekonomi (Gross Domestic Product/GDP) kuartal II-2024 direvisi naik menjadi 3% dibandingkan rilis awal 2,8%, sementara klaim tunjangan pengangguran lebih rendah dari sebelumnya. Data tersebut membuat dolar AS perkasa menjelang rilis data inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) pada hari ini Jumat (30/8/2024).
GOLD
Harga Gold (XAUUSD) mencatat kenaikan US$ 16,42 atau 164,2 pip ke US$ 2.421,03 per troy ons pada perdagangan Kamis kemarin meski dolar AS sedang perkasa. Gold mendapat sentimen positif setelah bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) dilaporkan kembali membeli emas sebagai cadangan devisa pada Juli.
Pembelian tercatat sebanyak sebanyak 21 ton dan menjadi yang pertama sejak Maret, dan saat harga emas sedang tinggi bahkan sempat memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa. Pembelian oleh PBoC dalam posisi tersebut membuat pelaku pasar melihat harga Gold berpotensi akan naik lebih tinggi lagi.
Meski demikian hingga siang ini Gold berbalik turun ke US$ 2.512,13 per troy ons akibat aksi profit taking menjelang rilis data inflasi PCE Amerika Serikat malam ini. Aksi tersebut masih berpotensi berlanjut pada perdagangan sesi Eropa.
OIL
Harga Oil (CLS10) naik tajam US$ 1,64 ke US$ 76,01 per barel pada perdagangan Kamis kemarin. Kenaikan tersebut terjadi setelah Libya melaporkan produksi minyak mentahnya turun 1,5 juta barel dalam 3 hari.
Selain itu Irak mempertimbangkan untuk mengurangi tingkat produksinya dari 4,25 juta barel per hari pada Juli menjadi 3,9 juta barel pada September.
Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi Oil pada perdagangan sesi Eropa.
EURUSD
EURUSD turun 419 poin (41,9 pip) ke 1,10780 pada perdagangan Kamis tertekan rilis data inflasi Jerman yang pertumbuhannya melambat menjadi 1,9% year-on-year (YoY) pada Agustus. Inflasi tersebut dibawah target bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) 2% dan forecast di Trading Central 2,2%.
Pada perdagangan sesi Eropa data inflasi zona euro pada pukul 16:00 WIB bisa memicu pergerakan yang signifikan. Forecast di Trading Central menunjukkan inflasi pada Agustus tumbuh 2,2% YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya 2,6% YoY. Sementara inflasi inti tumbuh 2,8% YoY, juga lebih rendah dari bulan sebelumnya 2,9% YoY.
Jika data tersebut dirilis lebih rendah dari forecast, maka ekspektasi ECB akan memangkas suku bunga pada bulan depan akan semakin menguat dan memberikan tekanan ke EURUSD.
GBPUSD
GBPUSD turun 222 poin (22,2 pip) ke 1,31679 pada perdagangan Kamis kemarin. GBPUSD turun 2 hari beruntun meski masih dekat dengan level tertinggi sejak Maret 2022 yang dicapai Selasa lalu.
Melihat posisi yang masih tinggi, ada potensi GBPUSD akan diterpa aksi profit taking pada sesi Eropa, jelang rilis inflasi PCE Amerika Serikat malam ini.
USDJPY
Rilis data dari Amerika Serikat membuat USDJPY naik 395 poin (39,5 pip) ke 144,977 pada perdagangan Kamis kemarin. Namun, kenaikan tersebut terbilang tidak besar untuk USDJPY yang belakangan bergerak dengan volatilitas tinggi.
Pelaku pasar menanti rilis data inflasi PCE Amerika Serikat malam ini yang bisa menentukan seberapa besar suku bunga akan dipangkas pada bulan depan. Sebelum rilis data tersebut, USDJPY masih berpotensi naik.
Nasdaq
Nasdaq naik 135 indeks poin ke 19.445 pada perdagangan Kamis kemarin. Rilis data GDP Amerika Serikat yang lebih tinggi dari forecast, kemudian klaim tunjangan pengangguran yang lebih rendah membuat Nasdaq naik pada perdagangan Kamis.
Data-data tersebut meredakan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang signifikan, dan masih akan menjadi sentimen positif pada perdagangan sesi Eropa.