Gold Diterpa Profit Taking Setelah Melesat Nyaris US$100

Volatilitas tinggi di pasar finansial yang dipicu risiko eskalasi perang dagang masih berlanjut pada perdagangan Selasa (3/6/2025). Seperti diketahui, ada risiko perang dagang kembali memanas setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melipatgandakan tarif impor baja dari 25% menjadi 50%.

Langkah Trump tersebut dikecam oleh Uni Eropa dan China, dan berencana membalas jika tarif impor tersebut diberlakukan. Sentimen dari risiko eskalasi perang dagang tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan pasar pada perdagangan sesi Eropa, selain juga data inflasi dari zona euro. Berikut data dari Trading Central:

• Inflasi (consumer price index/CPI) zona euro (year-on-year/Mei) pukul 16:00 WIB; forecast 2,1% vs sebelumnya 2,2%
• Inflasi Inti zona euro (year-on-year/Mei) pukul 16:00 WIB; forecast 2,5% vs sebelumnya 2,7% 

GOLD
Harga Gold (XAUUSD) melesat US$92 atau 920 pip ke US$3.381,20 per troy ons pada perdagangan awal pekan kemarin. Risiko eskalasi perang dagang membuat permintaan Gold sebagai safe haven meningkat. Selain itu, dolar AS yang juga mengalami tekanan memberikan tambahan sentimen positif bagi Gold.

Kenaikan tajam tersebut membuat Gold diterpa aksi profit taking dan turun ke US$3.357,45 per troy ons. Meski demikian, risiko perang dagang kembali memanas masih akan memberikan sentimen positif ke Gold.

OIL 
Harga Oil (CLS10) melesat US$2,29 ke US$63,01 per barel pada perdagangan awal pekan kemarin. Oil naik meski OPEC+ menaikkan produksi sebesar 411.000 barel per hari mulai Juli.

Kenaikan jumlah produksi tersebut masih sama dengan kenaikan pada Mei dan Juni. Sebelumnya ada kekhawatiran OPEC+ akan lebih agresif dalam menaikkan tingkat produksi.

Namun, rilis data purchasing managers index (PMI) manufaktur China versi Caixin yang dirilis turun ke bawah 50 (kontraksi) pagi tadi berpotensi menekan Oil. Kontraksi sektor manufaktur bisa menjadi sinyal demand Oil akan lemah.

EURUSD
EURUSD melesat 968 poin (96,8 pip) ke 1,14434 pada perdagangan awal pekan kemarin. Tekanan yang dialami dolar AS membuat pasangan mata uang ini naik tajam.

Kenaikan yang tinggi tersebut membuat EURUSD pada hari ini diterpa aksi profit taking pada hari ini. Aksi profit taking berpotensi berlanjut jika data inflasi zona euro dirilis lebih rendah dari forecast. Hal tersebut bisa membuka ruang bagi bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

GBPUSD
Tekanan yang dialami dolar AS membuat GBPUSD naik 888 poin (88,8 pip) ke 1,35412 pada perdagangan Senin kemarin. Sama dengan EURUSD, pasangan mata uang ini diterpa aksi profit taking setelah kenaikan tajam tersebut.

Ada potensi, profit taking akan berlanjut jika EURUSD mengalami tekanan merespon rilis data inflasi zona euro.

USDJPY 
USDJPY anjlok 1.436 poin (143,6 pip) ke 142,616 pada perdagangan awal pekan kemarin. Penurunan tersebut menunjukkan tekanan besar yang dialami dolar akibat risiko perlambatan ekonomi AS terutama akibat kebijakan tarif impor. Selain itu, rencana undang-undang pajak dan belanja Trump juga berisiko membuat utang dan defisit fiskal AS membengkak.

Sentimen tersebut masih akan membayangi pergerakan USDJPY pada perdagangan sesi Eropa.

Nasdaq
Nasdaq naik 190 indeks poin ke 21.553 pada perdagangan Senin kemarin meski ada risiko perang dagang kembali memanas. Kenaikan tersebut tentunya riskan memicu koreksi dan benar saja Nasdaq hingga siang ini turun ke 21.436.

Ada potensi tekanan bagi Nasdaq masih akan berlanjut pada perdagangan sesi Eropa.