![]() |
Updated Jumat, 30 Mei 2025 |
![]() |
Updated Jumat, 30 Mei 2025 |
Menjelang rilis data inflasi utama dari Amerika Serikat, harga Gold kembali bergerak hati-hati di tengah tekanan jual dan penguatan Dolar AS. Di balik pergerakan ini, pasar dibayangi ketegangan geopolitik dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed, yang menjadi kunci arah pergerakan Gold selanjutnya.
Berikut data dari Trading Central:
Inflasi inti PCE AS AS pukul 19:30 WIB; forecast 0,2% vs sebelumnya 0,0%
GOLD
Harga Gold (XAUUSD) mengalami tekanan jual pada sesi Eropa ke level $3.287 karena munculnya aksi beli Dolar AS menjelang rilis data inflasi utama AS, yaitu Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (PCE). Selama sesi Eropa, harga Gold bergerak terkonsolidasi di bawah area $3.300, mencerminkan sikap hati-hati pelaku pasar yang menunggu arah kebijakan Federal Reserve. Reposisi perdagangan menjelang data ini memberikan dukungan bagi Dolar AS, yang pada gilirannya menekan permintaan terhadap Gold. Namun, tekanan jual masih terbatas karena pelaku pasar belum sepenuhnya yakin untuk mengambil posisi bearish secara agresif.
Faktor eksternal turut menopang harga Gold sebagai aset safe haven, termasuk ketegangan geopolitik akibat konflik Rusia–Ukraina dan situasi di Timur Tengah. Selain itu, ketidakpastian tambahan muncul dari keputusan pengadilan banding federal AS yang mengembalikan tarif perdagangan era Trump. Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, yang cenderung membatasi penguatan Dolar AS dan menjadi penopang tambahan bagi Gold. Fokus pasar saat ini tertuju pada hasil data PCE yang dapat memberikan sinyal penting arah kebijakan moneter selanjutnya.
OIL
Harga Oil menguat ke level $61,42 pada sesi Eropa setelah aksi short covering menyusul penurunan tajam akibat keputusan Pengadilan Banding AS yang membatalkan pemblokiran tarif perdagangan Trump. Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran baru terkait ketidakpastian perdagangan global dan permintaan minyak. Pemerintah AS terus berusaha bernegosiasi dengan Jepang dan Tiongkok, namun belum ada kemajuan berarti, yang menambah tekanan pada harga minyak mentah.
Ke depan, harga Oil berpotensi bergerak volatil tergantung perkembangan negosiasi perdagangan dan data permintaan global. Jika pembicaraan membaik dan permintaan meningkat, harga bisa melanjutkan penguatan. Namun, jika ketegangan berlanjut, tekanan jual kemungkinan kembali menguji level support terdekat.
EURUSD
EURUSD tertekan oleh aksi jual setelah Dolar AS mendapat dukungan menjelang rilis data inflasi PCE AS. Dolar sempat tertekan tajam setelah pengadilan federal AS membalikkan pemblokiran tarif perdagangan Trump, memicu kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan dan stabilitas fiskal AS. Data ekonomi AS yang kurang baik, seperti kenaikan klaim pengangguran dan kontraksi PDB kuartal pertama, menambah tekanan pada USD.
Di sesi Eropa, data Penjualan Ritel Jerman yang mengecewakan menambah kekhawatiran terhadap ekonomi Zona Euro, meski dampaknya terbatas. Fokus pasar kini tertuju pada rilis inflasi Jerman yang diharapkan memberi gambaran inflasi. Jika data inflasi Jerman menunjukkan tekanan yang berlanjut, EURUSD berpotensi mengalami penurunan lebih lanjut.
GBPUSD
Pasangan GBPUSD bergerak melemah ke level 1,3454 pada sesi Eropa hari Jumat, seiring dengan pemulihan ringan Dolar AS menjelang rilis data inflasi PCE bulan April. Dolar mendapat dukungan setelah pengadilan banding federal AS sementara menangguhkan keputusan pengadilan yang lebih rendah terkait tarif perdagangan era Trump, yang kembali meningkatkan kehati-hatian investor terhadap prospek kebijakan perdagangan AS.
Meskipun mengalami koreksi harian, GBPUSD masih berpeluang menutup perdagangan bulan Mei dengan penguatan bulanan keempat secara beruntun. Pound tetap mendapat dukungan dari ekspektasi bahwa Bank of England akan mempertahankan kebijakan moneter yang moderat, serta dari optimisme pasar atas kemajuan negosiasi dagang Inggris dengan Amerika Serikat, India, dan Uni Eropa.
USDJPY
USDJPY bergerak stabil selama sesi Eropa hari Jumat. Yen Jepang (JPY) menguat setelah sebelumnya sempat melemah ke level terendah dua minggu. Penguatan ini didorong oleh kekhawatiran pasar setelah pengadilan banding di AS menangguhkan keputusan yang memblokir tarif perdagangan dari Presiden Trump, sehingga investor kembali memilih Yen sebagai aset aman.
Data ekonomi Jepang yang positif juga memperkuat harapan bahwa Bank of Japan akan menaikkan suku bunga lagi. Sementara itu, Dolar AS masih mendapat dukungan menjelang rilis data inflasi PCE AS. Jika data inflasi AS lebih tinggi dari perkiraan, USDJPY berpotensi naik. Sebaliknya, jika data mengecewakan, pasangan ini bisa turun.
NASDAQ
Nasdaq masih tertekan di sesi Eropa meski mencatat lonjakan 10% sepanjang Mei dan naik 2,3% dalam sepekan terakhir, didorong oleh sektor teknologi. Namun, turun 0,1% pada Jumat pagi karena kekhawatiran pasar atas pembalikan keputusan tarif Trump yang kembali memicu ketidakpastian perdagangan global.
Nasdaq berpeluang Kembali tertekan bila malam ini bila ketidakpastian perdagangan global terus membanyangi pasar.