Updated Senin, 23 September 2024 |
Updated Senin, 23 September 2024 |
Eskalasi konflik Israel dengan Hizbullah mewarnai pergerakan pasar pada perdagangan Senin (23/9/2024). Eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah juga menambah sentimen positif bagi Gold. Akhir pekan lalu kedua belah pihak terlibat saling serang dengan menembakan ratusan rudal.
Selain itu bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) hari ini menurunkan suku bunga (14-day reverse repurchase rate) sebesar 10 basis poin menjadi 1,85%. Langkah yang mengejutkan tersebut juga ditambah dengan suntikan likuiditas sebesar 74,5 miliar yuan juga mempengaruhi pergerakan pasar.
GOLD
Harga Gold (XAUUSD) kembali naik dan memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.631,04 per troy ons pagi ini. Level tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang masa yang baru.
Konflik Israel dengan Hizbullah memicu permintaan Gold sebagai aset safe haven. Begitu juga dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan PBoC, sebab menjadi sinyal perekonomian China yang sedang memburuk.
Harga Gold sebelumnya mulai melesat setelah The Fed pada pekan lalu memangkas suku bunga 50 basis poin menjadi 4,75% - 5%. Pemangkasan yang besar tersebut sekaligus menandai dimulainya periode penurunan suku bunga The Fed.
Berbagai sentimen tersebut masih akan menopang kinerja Gold, meski juga dibayangi profit taking pada awal perdagangan sesi Eropa hari ini.
OIL
Harga Oil (CLS10) sukses mencatat kenaikan dua pekan beruntun setelah menutup perdagangan Jumat di US$ 71,23 per barel. Oil semakin menjauhi level terendah 16 bulan US$ 65,25 per barel yang dicapai pada 10 September lalu.
Pada perdagangan pagi ini Oil juga kembali naik akibat eskalasi konflik Israel dan Hizbullah yang dikhawatirkan bisa mengganggu pasokan dari Timur Tengah. Selain itu, pemangkasan suku bunga yang dilakukan PBoC juga memberikan sentimen positif ke Oil.
EURUSD
Tekanan yang dialami dolar AS membuat EURUSD mampu mencatat kenaikan pekan lalu. Pada perdagangan hari ini rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur dan jasa dari Jerman pada pukul 14:30 WIB dan zona euro secara keseluruhan 30 menit berselang bisa menggerakkan EURUSD.
Forecast di Trading Central menunjukkan PMI manufaktur Jerman turun menjadi 42,1 pada bulan ini dibandingkan bulan sebelumnya 42,4. Beberapa data lainnya terlihat bervariasi (data lengkap bisa dilihat pada MIFX App bagian Kalender di Info Product), sehingga ada potensi EURUSD tertekan jika dirilis lebih rendah dari forecast.
GBPUSD
GBPUSD melesat ke level tertinggi sejak awal Maret 2022 pada pekan lalu pasca rilis data yang menunjukkan inflasi inti di Inggris kembali naik pada Agustus. Kemudian bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) pada pengumuman kebijakan moneter Kamis kemarin mempertahankan suku bunganya di 5%.
Dengan demikian, suku bunga di Inggris lebih tinggi ketimbang di Amerika Serikat. Hal tersebut memberikan sentimen positif ke GBPUSD. Rilis data PMI manufaktur dan jasa Inggris pada pukul 15:30 WIB berpotensi menggerakkan pasangan mata uang ini.
Forecast di Trading Central menunjukkan PMI manufaktur bulan ini turun menjadi 51,9 dibandingkan bulan sebelumnya 52,4, begitu juga PMI jasa menjadi 53 dari Agustus 53,7.
Melihat posisi GBPUSD yang tinggi, data tersebut bisa memicu aksi profit taking jika dirilis lebih rendah dari forecast.
USJDPY
USDJPY melesat 3.108 poin (310,8 pip) sepanjang pekan lalu ke 143,906 meski The Fed memangkas suku bunga dengan agresif.
Kenaikan tajam terjadi setelah bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) memutuskan tidak menaikkan suku bunga sehingga memicu short covering USDJPY yang sebelumnya menyentuh level terendah 14 bulan.
Meski mempertahankan suku bunga, BoJ ke depannya berpeluang menaikkan suku bunga lagi, yang membuat selisih dengan The Fed menyempit. Sentimen tersebut masih akan membayangi USDJPY pada perdagangan sesi Eropa.
Nasdaq
Pemangkasan suku bunga The Fed dan proyeksi perekonomian Amerika Serikat yang masih kuat membuat Nasdaq melesat ke atas 20.000 pada pekan lalu.
Sentimen positif tersebut masih terasa pada hari ini, Nasdaq naik ke 20.163. Apalagi ada PBoC yang memangkas suku bunga serta menyuntikkan likuiditas menambah sentimen positif bagi Nasdaq.