Updated |
![]() |
Jumat, 15 September 2023 |
GOLD
Sesuai proyeksi Macro Overview Eropa Jumat (15/9/2023), harga Gold (XAUUSD) naik dan menyentuh level tertinggi harian US$ 1.919,45 per troy ons. Dibandingkan penutupan perdagangan Kamis Gold mengalami kenaikan US$ 9.
Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang kemarin menaikkan suku bunga tetapi mengindikasikan sudah mencapai terminal rate (puncak siklus kenaikan) memberikan sentimen positif ke Gold.
Pelaku pasar kini melihat kemungkinan bank sentral AS (The Fed) sudah mencapai terminal rate cukup besar. The Fed akan mengumumkan suku bunga pada 21 September, pelaku pasar melihat suku bunga akan dipertahankan di 5,25% - 5,5%.
Tetapi pada rapat kebijakan moneter November, pelaku pasar sebelumnya melihat ada probabilitas lebih dari 40% suku bunga akan sebesar 25 basis poin menjadi 5,5% - 5,75%. Namun, pasca pengumuman ECB kemarin probabilitas tersebut turun menjadi 34%.
Pada perdagangan malam ini beberapa data dari Amerika Serikat akan mempengaruhi pergerakan Gold. Pada pukul 19:30 WIB, akan dirilis data aktivitas manufaktur wilayah New York periode September, forecast di Trading Central menunjukkan -8 lebih baik dari bulan lalu -19.
Kemudian pada pukul 21:00 WIB ada data sentimen konsumen September, yang diprediksi sebesar 70, sedikit lebih tinggi dari bulan lalu 69,5.
Rilis data tersebut jika lebih bagus ketimbang forecast berpotensi membuat Gold terkoreksi pada perdagangan sesi AS.
OIL
Harga Oil (CLS10) berbalik turun setelah menyentuh level tertinggi harian US$ 91,12 per barel. Level tersebut merupakan yang tertinggi dalam 10 bulan terakhir, sehingga memicu aksi profit taking. Oil pun berbalik turun ke US$ 90,30 per barel.
Data yang dirilis dari China pagi tadi menjadi pemicu kenaikan Oil. Penjualan ritel dilaporkan tumbuh 4,6% year-on-year (YoY) pada Agustus, jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya 2,5% YoY dan forecast di Trading Central 2,6% YoY.
Selain itu, produksi industri juga dilaporkan tumbuh 4,5% YoY, lebih tinggi dari Juli 3,7% YoY dan forecast penurunan menjadi 3,5% YoY.
Rilis tersebut menunjukkan perekonomian China membaik pada Agustus, dan mendongkrak kinerja Oil. China merupakan konsumen Oil terbesar kedua di dunia, ketika perekonomiannya membaik, permintaan tentunya bisa meningkat. Pada perdagangan malam ini, ada potensi Oil melanjutkan penurunan akiba aksi profit taking apalagi jika rilis ekonomi AS membuat dolar kembali perkasa.
EURUSD
EURUSD naik pada sore ini sesuai dengan proyeksi Macro Overview Eropa. Pasangan mata uang ini menyentuh level tertinggi harian 1,06693, naik 254 poin (25 pip) dibandingkan penutupan perdagangan Kamis.
Meski demikian, kenaikan tersebut terjadi karena faktor teknikal setelah EURUSD menyentuh level terendah enam bulan. Para trader yang mengambil posisi sell tentunya melikuidasi posisinya guna mencairkan profit menjelang akhir pekan.
Pada perdagangan malam ini, ada potensi EURUSD berbalik turun jika data aktivitas manufaktur dan sentimen konsumen AS dirilis lebih bagus dari forecast.
GBPUSD
GBPUSD sempat naik ke 1,24457 pada perdagangan sesi Eropa, setelahnya kembali terpangkas. Pasangan mata uang ini belum banyak bergerak, sebab belum ada sentimen terbaru dari Inggris.
Poundsterling masih tertekan sejak rilis data produk domestik bruto (PDB) pada Juli Rabu lalu yang dilaporkan mengalami kontraksi (negatif) 0,5% MoM, dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 0,5% MoM, dan lebih rendah dari forecast kontraksi 0,3% MoM di Trading Central.
Selain itu, produksi industri juga dilaporkan mengalami kontraksi 0,7% MoM, berbanding terbalik dengan pertumbuhan 1,8% MoM pada Juni.
Fokus kini tertuju pada pengumuman suku bunga bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) Kamis depan. Melihat langkah yang diambil ECB, pelaku pasar pun menimbang-nimbang apakah BoE hanya akan menaikkan suku bunga sekali lagi.
Hal tersebut membuat GBPUSD kesulitan menguat dan berpotensi turun pada perdagangan sesi AS.
USDJPY
USDJPY naik 407 poin (40 pip) ke 147,874 pada perdagangan sesi Eropa. Sama dengan pergerakan Kams kemarin, USDJPY baru mulai naik setelah pasar Jepang tutup. Sebab pelaku pasar mengantisipasi kemungkinan intervensi dari pemerintah Jepang.
Awal bulan ini pemerintah Jepang sudah melakukan intervensi verbal akibat jebloknya nilai tukar yen. Masato Kanda, wakil menteri keuangan Jepang mengatakan jika pelemahan yen berlanjut maka pemerintah akan mengambil tindakan dengan berbagai pilihan yang ada.
Pada September 2022 lalu pemerintah Jepang melakukan intervensi setelah USDJPY menembus level 145,000 untuk pertama kalinya sejak 1998. Area intervensi USDJPY pada tahun lalu berada di kisaran 145,000 - 151,000.
Setelah pasar Jepang tutup, kemungkinan intervensi tentunya mengecil dan USDJPY mulai bergerak naik. Pada perdagangan sesi AS, ada peluang USDJPY kembali menanjak.
Nasdaq
Indeks Nasdaq belum banyak bergerak pada perdagangan sesi Eropa, berada di rentang 15.641 - 15.718. China memberikan sentimen positif ke indeks saham sejak Kamis malam.
Bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) kemarin mengumumkan akan menurunkan giro wajib minimum (GWM) perbankan sebesar 25 basis poin yang akan berlaku efektif hari ini. Penurunan GWM tersebut bisa menambah likuiditas di perekonomian, sehingga roda bisnis berputar lebih kencang.
Kemudian pada hari ini, data penjualan ritel dan produksi industri China dirilis lebih tinggi dari forecast. Pada perdagangan malam ini, Nasdaq berpeluang naik lagi jika data dari Amerika Serikat dirilis lebih bagus dari forecast.