Updated |
![]() |
Senin, 18 September 2023 |
GOLD
Sesuai dengan proyeksi Macro Overview Eropa Senin (18/9/2023), harga Gold (XAUUSD) terkoreksi dari level tertinggi harian US$ 1.930,57 per troy ons. Tanpa rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat (AS) di pekan ini, sentimen pekan lalu masih mempengaruhi pergerakan Gold.
Selain itu bank sentral AS (The Fed) yang akan mengumumkan suku bunga pada Kamis dini hari juga menjadi perhatian utama. The Fed diproyeksikan akan mempertahankan suku bunganya di 5,25% - 5,5%, tetapi probabilitas kenaikan suku bunga pada November terus naik turun.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, sore ini probabilitas kenaikan suku bunga pada November naik lagi menjadi 30%, dibandingkan pagi tadi 26%. Hal ini menunjukkan para analis maupun pelaku pasar masih menimbang-nimbang apakah The Fed sudah mencapai terminal rate (puncak dari siklus kenaikan suku bunga) atau masih akan menaikkan suku bunga satu kali lagi.
Hal ini membuat harga Gold akan volatil dan berpotensi turun pada perdagangan sesi AS.
OIL
Kenaikan harga Oil (CLS10) terpangkas tajam pada perdagangan sesi Eropa setelah menyentuh level tertinggi harian US$ 91,67 per barel. Sesuai dengan proyeksi Macro Overview Eropa, kenaikan Oil terpangkas akibat aksi profit taking.
Oil sedang dinaungi sentimen positif baik dari sisi supply maupun demand. Pemangkasan produksi yang dilakukan Arab Saudi dan Rusia hingga akhir tahun menjadi sentimen positif dari sisi supply. Dari sisi demand, perekonomian China menunjukkan tanda-tanda kebangkitan pada Agustus. China merupakan konsumen Oil terbesar kedua di dunia, ketika perekonomiannya membaik, permintaan tentunya bisa meningkat.
Meski demikian, melihat posisi Oil saat ini berada di level tertinggi sejak 8 November 2022, ada kemungkinan terjadi aksi profit taking. Selain itu, bank sentral yang akan menahan suku bunga tinggi lebih lama guna menurunkan inflasi membuat risiko resesi kembali meninggi.
Pada pekan lalu, bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) kembali menaikkan suku bunga dan mengatakan akan ditahan lebih lama lagi. The Fed dan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pekan ini juga diprediksi akan menyatakan suku bunga tinggi ditahan lebih lama.
Ketika risiko resesi terjadi, maka permintaan Oil berisko berkurang. Sentimen tersebut membuat aksi profit taking Oil kemungkinan akan berlanjut malam ini dan harganya berpotensi turun.
EURUSD
EURUSD belum banyak bergerak hingga awal perdagangan sesi Eropa, berada dalam rentang 1,06562 - 1,06778. Mata uang euro masih tertekan setelah bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) pada Kamis pekan lalu menaikkan suku bunga acuannya (main interest rate) sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%.
Tingkat suku bunga ECB saat ini menjadi yang tertinggi dalam 22 tahun terakhir, tetapi ada indikasi sudah mencapai terminal rate. Artinya ke depannya ECB tidak akan menaikkan suku bunga lagi, mata uang euro pun menjadi tertekan.
EURUSD yang kesulitan menguat hingga sore ini berpotensi berbalik turun pada perdagangan sesi AS.
GBPUSD
GBPUSD volatil pada awal perdagangan sesi Eropa, sempat turun ke 1,23700, kemudian rebound dan kembali mendekati level tertinggi harian 1,24044. Bank sentral Inggris (BoE) yang akan mengumumkan kebijakan moneter Kamis nanti menjadi penggerak utama poundsterling di pekan ini.
BoE diprediksi akan menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 5,5%, tetapi juga mengindikasikan sudah mencapai terminal rate. Hal ini membuat GBPUSD kesulitan menguat dan berpotensi turun pada perdagangan malam ini.
USDJPY
USDJPY turun hingga menyentuh 147,554 pada perdagangan sesi Eropa. Dibandingkan penutupan perdagangan Jumat pekan lalu, USDJPY turun 280 poin (28 pip).
Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada Jumat nanti membuat USDJPY terkoreksi. Ada spekulasi BoJ akan memberikan panduan kapan pengetatan moneter akan mulai dilakukan.
Meski demikian, mengingat ada The Fed yang akan mengumumkan kebijakan moneter sebelum BoJ, USDJPY tentunya masih akan bergerak volatil. Pada perdagangan sesi AS, ada peluang USDJPY akan rebound.
Nasdaq
Setelah turun tajam pada Jumat lalu, indeks Nasdaq belum banyak bergerak hingga awal perdagangan sesi Eropa, berada dalam rentang 15.378 - 15.427.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Nasdaq turun 295 poin, terjadi akibat aksi mogok pekerja sektor otomotif di Detroit. Aksi mogok tersebut masih berlangsung hingga Minggu waktu setempat. Hal ini tentunya menjadi sentimen negatif bagi Nasdaq.
Selain itu, suku bunga tinggi bank sentral yang kemungkinan ditahan lebih lama lagi membuat risiko resesi meningkat yang berdampak negatif ke indeks saham. Perhatian pelaku pasar juga tertuju pada pengumuman suku bunga The Fed yang membuat Nasdaq akan volatil. Pada perdagangan sesi AS, ada potensi Nasdaq bergerak turun.