SUPPORT CENTER     021-50996650 / 021-50928899     Log in
Berita Macro Overview Asia - Dolar AS "Babak Belur", Gold Bersiap Naik Tinggi?

Macro Overview Asia - Dolar AS "Babak Belur", Gold Bersiap Naik Tinggi?

Updated Selasa, 21 November 2023

GOLD
Harga Gold (XAUUSD) bergerak volatil pada perdagangan Senin kemarin dalam rentang US$ 1.965 - US$ 1.985 per troy ons. Pada penutupan perdagangan, Gold berakhir di US$ 1.977,65, turun US$ 3,1 dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Gold gagal menguat kemarin meski indeks dolar Amerika Serikat (AS) "babak belur",  merosot hingga 373 poin ke 103,078, level terendah sejak akhir Agustus. Penurunan indeks dolar AS tersebut seharusnya menjadi kabar baik bagi Gold, apalagi dipicu oleh ekspektasi bank sentral AS (The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Ekspektasi tersebut juga seharusnya mendukung kenaikan Gold.

Beberapa faktor tersebut, termasuk imbal hasil (yield) Treasury AS yang menurun lagi tentunya bisa memberikan sentimen positif bagi Gold pada perdagangan sesi Asia Selasa (21/11/2022).

OIL
Harga Oil (CLS10) naik US$ 1,52 ke US$ 77,58 per barel pada perdagangan awal pekan kemarin. Selain penurunan indeks dolar AS yang tajam, OPEC dan Rusia yang diperkirakan akan memangkas produksinya membuat Oil naik tajam dalam dua hari perdagangan terakhir.

Pada pekan lalu Oil menyentuh level terendah dalam empat setengah bulan terakhir. Dengan indeks dolar AS yang merosot, harga Oil menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Dengan posisinya di level terendah empat setengah bulan dan dolar AS yang turun, tentunya memicu aksi beli.

Sementara itu Reuters melaporkan OPEC dan Rusia mempertimbangkan untuk memangkas tingkat produksinya lebih besar lagi pada pertemuan 26 November mendatang. Hal tersebut masih akan menjadi sentimen positif bagi Oil pada perdagangan sesi Asia.

EURUSD 
EURUSD melanjutkan kenaikan pada perdagangan Senin kemarin setelah melesat tinggi sepanjang pekan lalu. EURUSD kemarin tercatat menguat 271 poin (27 pip) ke 1,09401, level penutupan tertinggi sejak 11 Agustus lalu.

Rilis data indeks harga produsen Jerman (producer price index/PPI) kemarin menambah sentimen positif bagi EURUSD yang diuntungkan ekspektasi The Fed sudah mencapai terminal rate (puncak dari siklus kenaikan suku bunga).

PPI Jerman pada Oktober dilaporkan -0,1% month-on-month (MoM), lebih baik dari forecast di Trading Central dan bulan sebelumnya -0,2% MoM. Secara tahunan, PPI dilaporkan -11% year-on-year (YoY), lebih baik dari forecast -11,1% YoY dan bulan sebelumnya -14,7% YoY.

Melihat kondisi tersebut, euro berpotensi masih lebih unggul ketimbang dolar AS pada perdagangan sesi Asia.

GBPUSD 
GBPUSD naik 453 poin (45 pip) pada perdagangan Senin kemarin ke 1,25052, level penutupan tertinggi sejak 11 September lalu. Sama dengan EURUSD, pasangan mata uang ini diuntungkan oleh ekspektasi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi.

Ekspektasi tersebut berdampak pada penurunan yield Treasury, yang membuat dolar AS semakin tertekan. Berlanjutnya penurunan yield Treasury bisa memberikan sentimen positif bagi GBPUSD pada perdagangan sesi Asia.

USDJPY 
USDJPY anjlok hingga 1.197 poin (119 pip) ke 148,389 awal pekan kemarin. Level tersebut merupakan penutupan terendah dalam dua bulan terakhir. Spekulasi terkait The Fed menjadi pemicu penurunan tajam tersebut.

Ketika The Fed mencapai terminal rate (puncak dari siklus kenaikan), maka selisih suku bunga dengan bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) tidak akan melebar lagi. Bahkan ke depannya berpotensi menyempit jika BoJ mengetatkan kebijakannya atau The Fed mulai memangkas suku bunga.

Berdasarkan perangkat FedWatch, pelaku pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 47% The Fed akan memangkas suku bunga pada Mei 2024.

Ekspektasi tersebut masih akan menekan USDJPY pada perdagangan sesi Asia.

Nikkei 
Nikkei berakhir di level 33.405 pada perdagangan Senin kemarin, turun 110 indeks poin dari penutupan Jumat pekan lalu. Nikkei sebelumnya sempat menyentuh 33.860, mendekati lagi rekor tertinggi dalam 33 tahun terakhir.

Posisi yang tinggi tersebut membuat Nikkei diterpa aksi profit taking, apalagi yen sedang menguat tajam. Penguatan yen bisa memberikan tekanan bagi Nikkei, sebab bisa mempengaruhi kinerja eksportir Jepang.

Berlanjutnya penguatan yen (USDJPY turun) bisa menjadi sentimen negatif bagi Nikkei pada hari ini.

Berita Terkait

Dapatkan update mengenai promo, trading tools, dan berita terbaru dari MIFX
Dapatkan update mengenai promo, trading tools, dan berita terbaru dari MIFX
LEGALITAS
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi: 178/BAPPEBTI/SI/I/2003
Bursa Berjangka Jakarta: No. SPAB-044/BBJ/03/02
Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia: No. 010/SPKB/ICDX/Dir/III/2010
Kliring Berjangka Indonesia: No. 14/AK-KBI/III/2003
Indonesia Clearing House: 003/SPKK/ICH-MIF/VII/2017
MEDIA SOSIAL
PT Monex Investindo Futures beroperasi berdasarkan izin dan berada di bawah pengawasan BAPPEBTI, merupakan anggota bursa BBJ dan BKDI dan anggota kliring berjangka KBI & Indonesia Clearing House.
LOGIN
Email
Password
FORGOT PASSWORD
Scan QR untuk Download Aplikasi MIFX Sekarang Juga