BeritaMacro Overview Asia - Gold Masih "Malu-Malu" di Atas US$ 2.000, Nikkei Melesat 285 Poin!
Macro Overview
Macro Overview Asia - Gold Masih "Malu-Malu" di Atas US$ 2.000, Nikkei Melesat 285 Poin!
Updated
Rabu, 22 November 2023
Bagikan
Updated
Rabu, 22 November 2023
Bagikan
GOLD Harga Gold (XAUUSD) melesat lebih dari US$ 20 ke US$ 1.998,29 per troy ons pada perdagangan Selasa kemarin. Sebelumnya, Gold bahkan sempat menyentuh level tertinggi harian US$ 2.007,47 per troy ons.
Gold masih “malu-malu” berada di atas level psikologis tersebut, sebab posisinya di dekat level tertinggi lima bulan. Di sisi lain, Gold juga perlu momentum tambahan untuk naik, sebab pelaku pasar saat ini sudah sangat yakin suku bunga di Amerika Serikat (AS) tidak akan naik lagi.
Notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) yang dirilis dini hari tadi menunjukkan akan berhati-hati menentukan suku bunga pada Desember mendatang. Artinya, tidak ada sikap hawkish atau agresif menaikkan suku bunga, tetapi tidak ada juga indikasi kapan pemangkasan mulai dilakukan.
Sinyal pemangkasan tersebut yang dinanti oleh pelaku pasar yang bisa memberikan tambahan momentum kenaikan bagi Gold. Tetapi karena tidak ada sinyal itu, maka penurunan indeks dolar AS dan imbal hasil (yield) Treasury yang semakin dalam bisa memberikan tenaga bagi Gold untuk naik lagi di sesi Asia Rabu (22/11/2023).
OIL Harga Oil (CLS10) naik tipis saja US$ 0,22 ke US$ 77,80 per barel pada perdagangan Selasa kemarin. Meski demikian, Oil sudah naik dalam tiga hari beruntun dan menjauhi level terendah dalam empat setengah bulan terakhir.
Pelaku pasar kini menanti pertemuan OPEC dan Rusia serta beberapa negara lainnya atau yang dikenal dengan OPEC+ pada 26 November mendatang. Sebelumnya, Reuters yang melaporkan OPEC+ mempertimbangkan untuk memangkas tingkat produksinya lebih besar lagi pada pertemuan tersebut.
Laporan tersebut membuat harga Oil naik tajam pada perdagangan Jumat dan Senin. Kenaikan tipis kemarin menjadi indikasi pelaku pasar menanti spekulasi pemangkasan tersebut apakah benar atau hanya isu. Sehingga pada perdagangan sesi Asia hari ini, Oil masih akan volatil dan belum banyak bergerak.
EURUSD EURUSD sempat naik ke 1,09651 pada perdagangan Selasa kemarin, level tertinggi sejak 11 Agustus lalu. Namun kenaikan gagal dipertahankan, EURUSD justru mengakhiri perdagangan di 1,09089, turun 312 poin (31 pip) dibandingkan penutupan perdagangan Senin.
Aksi profit taking kemungkinan menjadi penyebab penurunan EURUSD. Sebab, dolar AS sebenarnya dalam tekanan besar. Rilis data dari Amerika Serikat menunjukkan existing home sales turun 4,1% month-on-month (MoM) pada Oktober menjadi 3,79 juta unit, terendah sejak Agustus 2010.
Selain itu notula The Fed menunjukkan suku bunga baru akan dinaikkan lagi jika data menunjukkan tidak memadai untuk menurunkan inflasi. Jika dilihat ke belakang, tren inflasi di Amerika Serikat sudah terus menurun, sehingga pelaku pasar sangat yakin The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi.
Hal tersebut sebenarnya memberikan tekanan bagi dolar AS, sehingga akan menjadi sentimen positif bagi EURUSD.
GBPUSD GBPUSD naik 327 poin (32 pip) ke 1,25379 pada perdagangan Selasa, level tersebut merupakan penutupan tertinggi sejak 5 September lalu. Seperti disebutkan sebelumnya, dolar AS sedang dalam tekanan besar sehingga GBPUSD mampu naik.
Dalam notula The Fed yang dirilis pagi tadi memang tidak ada sinyal kapan suku bunga akan dipangkas. Tetapi berdasarkan perangkat FedWatch pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 47% suku bunga akan dipangkas pada Mei 2024.
Hal tersebut memberikan tekanan bagi dolar AS dan tentunya menjadi sentimen positif bagi GBPUSD.
USDJPY Pasangan mata uang ini sekali lagi menunjukkan pergerakan yang lebih menarik ketimbang EURUSD dan GBPUSD. Volatilitasnya sangat tinggi sehingga memberikan peluang profit yang besar.
Kemarin USDJPY sempat turun hingga 1.239 poin (123 pip) ke 147,150, yang merupakan level terendah sejak 14 September lalu. Tetapi setelahnya USDJPY justru rebound dan menutup perdagangan Selasa di 148,385, nyaris stagnan dibandingkan hari sebelumnya.
Rebound tersebut terjadi kemungkinan akibat para trader yang menutup posisi sell setelah USDJPY mengalami penurunan tajam dalam empat hari terakhir. Sejak Kamis hingga ke level terendah kemarin, USDJPY sudah turun 3.008 poin (300 pip).
Namun, dengan belum adanya perubahan sentimen terhadap dolar AS, USDJPY masih akan mengalami tekanan.
Nikkei Nikkei turun 215 indeks poin pada perdagangan Selasa kemarin, tetapi pagi ini langsung melesat 285 poin ke 33.475. Artinya penurunan tajam kemarin langsung berhasil dibalikkan.
Nikkei masih ditopang sentimen positif dari The Fed yang diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga lagi, bahkan ada peluang cukup besar akan dipangkas pada Mei 2024. Di sisi lain, bank sentral Jepang (BoJ) kemungkinan akan menahan kebijakan ultra longgar dalam waktu yang lebih lama lagi, sebab perekonomian Jepang mengalami kontraksi pada kuartal III-2023, dan inflasi juga sangat rendah.
Namun, dengan kenaikan tajam pagi ini ada potensi Nikkei akan mengalami sedikit tekanan jika yen kembali menguat tajam (USDJPY turun).
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi: 178/BAPPEBTI/SI/I/2003
Bursa Berjangka Jakarta: No. SPAB-044/BBJ/03/02
Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia: No. 010/SPKB/ICDX/Dir/III/2010
Kliring Berjangka Indonesia: No. 14/AK-KBI/III/2003
Indonesia Clearing House: 003/SPKK/ICH-MIF/VII/2017
MEDIA SOSIAL
PT Monex Investindo Futures beroperasi berdasarkan izin dan berada di bawah pengawasan BAPPEBTI, merupakan anggota bursa BBJ dan BKDI dan anggota kliring berjangka KBI & Indonesia Clearing House.
LOGIN
FORGOT PASSWORD
Scan QR untuk Download Aplikasi MIFX Sekarang Juga