Updated |
![]() |
Senin, 20 November 2023 |
GOLD
Sempat turun ke US$ 1.973,35 per troy ons, harga Gold (XAUUSD) rebound dan menyentuh US$ 1.985,11 per troy ons pada perdagangan sesi Asia. Dibandingkan penutupan Jumat pekan lalu, Gold naik US$ 4,36.
Pergerakan tersebut mengindikasikan Gold masih mendapat sentimen positif dari ekspektasi suku bunga di Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar kini sangat yakin bank sentral AS (The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga lagi.
Dampak lain yang ditimbulkan ekspektasi tersebut yakni indeks dolar AS yang terus menurun. Hingga siang ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini turun 237 poin ke 103,211, terendah sejak 1 September. Jumat pekan lalu, indeks dolar AS juga anjlok 525 poin.
Penurunan tersebut menjadi sentimen positif tambahan bagi Gold apalagi jika terus berlanjut pada perdagangan sesi Eropa Senin (20/11/2023).
OIL
Penurunan indeks dolar AS membuat harga Oil (CLS10) kembali naik pada perdagangan sesi Asia. Dibuka turun di kisaran US$ 75,60 per barel Oil kemudian berbalik naik ke US$ 76,66 per barel, naik US$ 1,06 dibandingkan penutupan perdagangan Jumat.
Saat indeks dolar AS turun, maka harga Oil akan menjadi lebih murah pagi pemegang mata uang lainnya, sehingga berpotensi memicu aksi beli. Apalagi, posisi Oil saat ini masih belum jauh dari level terendah empat setengah bulan.
Bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) mengumumkan kebijakan moneter pagi tadi tetapi tidak memberikan dampak signifikan. Sesuai forecast di Trading Central, PBoC mempertahankan loan prime rate (LPR) tenor 1 dan 5 tahun, sebesar 3,45% dan 4,2%.
Meski tanpa kejutan, Oil masih akan mendapat sentimen positif pada perdagangan sesi Eropa terutama jika indeks dolar AS terus menurun.
EURUSD
EURUSD melanjutkan kenaikan pada perdagangan sesi Asia setelah melesat 2.282 poin (228 pip) sepanjang pekan lalu. EURUSD pagi tadi naik 226 poin (22 pip) ke 1,09356, tertinggi 12 pekan atau tepatnya sejak 31 Agustus.
Kenaikan tersebut mengindikasikan lemahnya dolar AS akibat ekspektasi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Pada perdagangan sesi Eropa, rilis data indeks harga produsen (producer price index/PPI) Jerman pada pukul 14:00 WIB bisa menggerakkan EURUSD.
Forecast di Trading Central menunjukkan PPI Oktober sebesar -0,2% month-on-month (MoM) sama dengan penurunan bulan sebelumnya. Sementara jika dilihat secara tahunan, PPI diprediksi -11,1% year-on-year (YoY), lebih rendah dari penurunan sebelumnya 14,7% YoY.
Data tersebut bisa memberikan sentimen negatif ke EURUSD jika dirilis lebih rendah dari forecast, sebab penurunan PPI yang tajam ke depannya akan berdampak pada turunnya inflasi (consumer price index/CPI). CPI yang turun semakin signifikan bisa membuat bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) memangkas suku bunga lebih cepat.
GBPUSD
GBPUSD naik 351 poin (35 pip) ke 1,24950 pada perdagangan sesi Asia. Tanpa rilis data ekonomi penting dari Inggris hari ini, pergerakan GBPUSD berpotensi mengikuti EURUSD.
Seperti disebutkan sebelumnya, PPI Jerman jika dirilis lebih rendah dari forecast bisa memberikan sentimen negatif. Sebab inflasi bisa turun lebih dengan signifikan dan ECB bisa memangkas suku bunga lebih cepat.
Hal tersebut bisa merembet ke Inggris mengingat berada di Benua Biru. Inflasi Inggris juga sudah menunjukkan penurunan yang signifikan pada Oktober, dan bank sentral Inggris (BoE) bisa jadi akan memangkas suku bunga lebih cepat.
Dengan kata lain, jika EURUSD tertekan data PPI Jerman, GBPUSD kemungkinan akan mengekor.
USDJPY
USDJPY turun hingga 898 poin (89 pip) ke 148,688 pada perdagangan sesi Asia, level tersebut merupakan yang terendah dalam lima pekan terakhir. The Fed yang diperkirakan sudah mencapai terminal rate (puncak siklus kenaikan suku bunga) terus menekan USDJPY.
Ketika The Fed mencapai terminal rate, maka selisih suku bunga dengan bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) tidak akan melebar lagi. Bahkan ke depannya berpotensi menyempit jika BoJ mengetatkan kebijakannya atau The Fed mulai memangkas suku bunga.
Sentimen negatif terus membayangi USDJPY dan masih akan terasa pada sesi Eropa.
Nasdaq
Nasdaq sepanjang pekan lalu naik 293 indeks poin (29 pip) ke 15.874, dan mencatat kenaikan tiga minggu beruntun. Nasdaq bahkan sempat menyentuh 16.045 nyaris menembus level tertinggi 2023 di kisaran 16.060 yang dicapai pada 19 Juli 2023.
Ekspektasi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi terus menjaga kinerja Nasdaq, tetapi melihat posisinya yang cukup tinggi tentunya berpotensi memicu aksi profit taking. Hal tersebut terlihat sejak Jumat lalu ketika Nasdaq kesulitan naik, pada perdagangan sesi Eropa kemungkinan terjadi hal yang sama.