Updated Jumat, 9 Februari 2024 |
Updated Jumat, 9 Februari 2024 |
GOLD
Harga Gold (XAUSUD) bergerak sideways di rentang US$ 2.031 - US$ 2.035 per troy ons pada perdagangan sesi Asia Jumat (9/2/2024). Pergerakan tersebut mengindikasikan kurangnya momentum apalagi dalam dua hari terakhir juga menutup perdagangan dengan stagnan.
Perhatian pelaku pasar tertuju pada rilis data inflasi (consumer price index/CPI) Amerika Serikat (AS) pada pekan yang depan. Sebab, data tersebut bisa memberikan gambaran kapan suku bunga bank sentral AS (The Fed) akan dipangkas.
Sebelum rilis tersebut, Gold masih akan sideways pada perdagangan sesi Eropa dengan kecenderungan turun sebab kemarin data klaim tunjangan pengangguran di AS pada pekan yang berakhir 3 Februari dilaporkan sebanyak 218.000 orang, lebih rendah dari pekan sebelumnya dan forecast di Trading Central 227.000 orang.
Data tersebut memberikan sentimen positif ke dolar AS yang bisa menekan Gold.
OIL
Harga Oil (CLS10) turun US$ 0,47 ke US$ 75,97 per barel setelah sukses mencatat kenaikan empat hari beruntun. Kemarin Oil bahkan melesat US$ 2,38 sehingga penurunan kemungkinan terjadi akibat aksi profit taking di sesi Asia.
Sentimen positif masih menaungi Oil pada perdagangan sesi Eropa. Yang pertama datang dari proyeksi stagnannya produksi crude oil di Amerika Serikat.
Kemudian yang kedua Israel dan Hamas dikabarkan menolak proposal gencatan senjata, sehingga ketidakpastian konflik masih tinggi yang bisa mengganggu supply Oil.
EURUSD
EURUSD belum banyak bergerak pada perdagangan sesi Eropa dalam rentang 1,07694 - 1,07789 setelah naik tiga hari beruntun. Kenaikan pasangan mata uang ini dalam tiga hari terakhir tipis-tipis saja, artinya momentum penguatan masih lemah, dan ada potensi mendapat sentimen negatif sebab data klaim tunjangan pengangguran AS kemarin dirilis lebih dari forecast.
Apalagi, jika data final inflasi Jerman pada pukul 14:00 WIB dirilis lebih rendah dari forecast 2,9% year-on-year (YoY).
GBPUSD
GBPUSD bergerak dalam rentang sempit 1,26098 - 1,26223 pada perdagangan sesi Asia. Poundsterling masih mengalami tekanan setelah anggota Monetary Policy Committee (MPC) bank sentral Inggris, Swati Dhingra, menyatakan yakin inflasi akan terus menurun, sehingga pemangkasan suku bunga saat ini bisa dilakukan.
Diketahui Dhingra menjadi satu-satunya dari 9 anggota MPC yang memilih untuk menurunkan suku bunga pada rapat kebijakan moneter awal bulan ini.
Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi GBPUSD pada perdagangan sesi Eropa.
USDJPY
USDJPY melanjutkan kenaikan ke 149,489 level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 27 November. Kemarin USDJPY melesat 1.136 poin (113 pip) setelah Deputi Gubernur Bank of Japan (BoJ), Shinichi Uchida, mengatakan BoJ tidak akan agresif menaikkan suku bunga meski nantinya akan mengakhiri era suku bunga negatif.
Tekanan bagi yen tersebut masih akan menjadi sentimen positif bagi USDJPY pada perdagangan sesi Eropa.
Nasdaq
Nasdaq kemarin kembali mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) 17.896 sebelum menutup perdagangan dengan stagnan di 17.860. Rentang pergerakan juga tidak terlalu besar 17.860 - 17.896, dan hal yang sama terjadi pada perdagangan sesi Asia hari ini.
Artinya, momentum kenaikan Nasdaq mulai berkurang dan berpotensi diterpa aksi profit taking jelang akhir pekan.