Updated Senin, 6 Januari 2025 |
Updated Senin, 6 Januari 2025 |
Harga Gold turun ke level $2.625 pada sesi Eropa, tertekan oleh sinyal hawkish dari Federal Reserve yang memperlambat laju penurunan suku bunga pada 2025, mendorong kenaikan tingkat imbal hasil obligasi AS. Pasar kini menunggu data pesanan pabrik AS, yang diperkirakan akan meningkat, berpotensi menguatkan Dolar AS dan menekan harga Gold.
Di sisi lain, Nasdaq terus menguat, didorong oleh kinerja positif saham Tesla dan Nvidia yang mencatatkan lonjakan signifikan. Meskipun tantangan ekonomi global ada, sektor teknologi tetap menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat.
GOLD
Harga Gold turun pada sesi Eropa ke level $2.625 karena tertekan oleh factor- faktor fundamental, Salah satu penyebab utama penurunan Gold adalah sinyal hawkish dari Federal Reserve (The Fed), yang mengindikasikan akan memperlambat laju penurunan suku bunga sepanjang 2025. Langkah ini telah mendorong kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS, sehingga membuat Gold, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi kurang menarik bagi investor.
Pasar nantikan katalis penting dari Amerika Serikat (AS), data pesanan pabrik AS diperkirakan meningkat dari 0,2% menjadi 0,3%, mencerminkan penguatan sektor manufaktur. Jika data ini sesuai ekspektasi, Dolar AS (USD) berpotensi menguat karena mendukung ekspektasi kebijakan hawkish The Fed. Sebaliknya, penguatan USD dapat menekan harga Gold (Gold), karena menjadi lebih mahal bagi pembeli global. Namun, jika data mengecewakan, USD dapat melemah, membuka peluang bagi emas untuk kembali menguat. Trader perlu mencermati hasil rilis ini sebagai penentu arah pasar.
OIL
Harga Oil terus bertahan dekat level tinggi $74,37 karena ditopang oleh cuaca dingin yang melanda wilayah-wilayah utama di Belahan Bumi Utara, seperti Amerika Utara, Eropa, dan Asia Utara, yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak untuk kebutuhan pemanas.
Selain itu, kenaikan harga minyak juga didorong oleh langkah-langkah stimulus ekonomi dari Beijing yang bertujuan merevitalisasi perekonomian China yang sedang menghadapi tantangan. Sementara itu, proyeksi Goldman Sachs menunjukkan ekspor minyak Iran kemungkinan akan menurun pada kuartal kedua, seiring dengan penerapan sanksi yang lebih ketat di bawah pemerintahan Trump yang akan datang.
EURUSD
EURUSD mampu melanjutkan kenaikan pada sesi Eropa menyentuh level 1,0368, menjauh dari level terendah dua tahun di 1,0224 yang tercatat sebelumnya. Penguatan ini didukung oleh data Servis Indeks Manajer Pembelian (IMP) bulan Desember Spanyol, Italia, Prancis, Jerman, dan Zona Euro secara keseluruhan menunjukkan perbaikan signifikan, mengalahkan ekspektasi pasar.
Data inflasi tahunan Jerman diproyeksikan meningkat menjadi 2,5% dari sebelumnya 2,2% malam ini pukul 20:00 WIB, menandai akselerasi pada ekonomi terbesar di Zona Euro. Kenaikan ini menjadi sinyal positif bahwa tekanan harga mulai kembali meningkat, yang dapat memberikan alasan bagi European Central Bank (ECB) untuk mempertimbangkan kebijakan moneter yang lebih hawkish ke depannya.
GBPUSD
GBPUSD pulih hingga ke kisaran 1,2491 di awal sesi perdagangan Eropa pada hari Senin, didukung oleh sentimen pasar yang beragam. Pernyataan pejabat Federal Reserve (The Fed) yang menekankan pentingnya menyeimbangkan pengendalian inflasi dengan menjaga pasar tenaga kerja yang kuat, memberikan tekanan pada Dolar AS dan mendukung pemulihan pasangan mata uang ini.
Namun, prospek sikap dovish Bank of England (BoE) membatasi potensi kenaikan GBPUSD dalam jangka pendek. Ketidakpastian seputar kebijakan moneter BoE, terutama di tengah perlambatan ekonomi Inggris, membuat pasar berhati-hati terhadap kemungkinan penguatan Pound yang lebih berkelanjutan. Trader akan mencermati rilis data ekonomi utama dari kedua negara untuk mencari katalis lebih lanjut.
USDJPY
Pasangan mata uang USDJPY naik ke level 157,76 mendekati puncak multi-bulan yang tercatat pada bulan Desember. Keraguan tentang waktu pasti Bank of Japan (BoJ) menaikkan suku bunga kembali, ditambah dengan sentimen pasar risk-on, menjadi faktor utama yang mendukung kenaikan USDJPY. Investor cenderung menghindari safe-haven Yen karena ekspektasi bahwa kebijakan BoJ masih dovish.
Selain itu, pelebaran selisih imbal hasil obligasi antara AS dan Jepang, yang didorong oleh sinyal hawkish dari Federal Reserve (The Fed), semakin memperburuk tekanan terhadap Yen. Imbal hasil AS yang lebih tinggi menarik investor, sementara JPY yang menawarkan imbal hasil lebih rendah semakin tidak menarik. Hal ini berpotensi melanjutkan tren penguatan/ kenaikan USDJPY dalam waktu dekat.
NASDAQ
Nasdaq terus menguat pada sesi Eropa hingga mencetak level tinggi harian 21.691, sentiment penggerak untuk Nasdaq belum banyak berubah. Saham-saham teknologi masih menjadi pendukung, Tesla melonjak 8% setelah perusahaan mobil listrik itu mengumumkan penjualan rekor tertinggi di China pada tahun 2024, memberikan dorongan positif terhadap pasar. Di sisi lain, saham Nvidia menguat lebih dari 4% setelah mengalami kenaikan signifikan pada hari Kamis, mencerminkan kembalinya sentimen positif di sektor teknologi. Kinerja kedua perusahaan ini menunjukkan optimisme terhadap pertumbuhan sektor teknologi, meskipun menghadapi tantangan ekonomi global.