|
Updated Senin, 9 Juni 2025 |
|
|
Updated Senin, 9 Juni 2025 |
Pasar keuangan global masih dipengaruhi oleh rilis data tenaga kerja Amerika Serikat pekan lalu. Laporan Nonfarm Payrolls mencatat penambahan 139 ribu lapangan kerja pada Mei, lebih tinggi dari perkiraan 130 ribu, meskipun lebih rendah dibandingkan revisi bulan sebelumnya sebesar 147 ribu. Tingkat pengangguran tetap di angka 4,2%, dan rata-rata upah per jam bertahan di 3,9%, melampaui estimasi 3,7%. Data ini membuat pelaku pasar mengurangi harapan bahwa The Fed akan segera menurunkan suku bunga tahun ini.
Selain itu, pasar juga dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan geopolitik dan ketidakpastian dalam perdagangan global. Kondisi ini mendorong minat terhadap aset safe-haven, seperti emas. Namun, ekspektasi akan suku bunga yang tetap tinggi membatasi pergerakan harga di pasar. Para pelaku pasar pun cenderung bersikap hati-hati menjelang pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan China.
GOLD
Harga Gold sempat menguat ke level $3.328 pada sesi Eropa, didorong aksi short covering setelah penurunan tajam minggu lalu akibat data Nonfarm Payrolls AS yang lebih kuat dari perkiraan. Penguatan ini bersifat sementara, seiring pasar masih mencerna dampak data ekonomi yang memperkecil peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat.
Selain itu, pelaku pasar juga mencermati perkembangan negosiasi dagang antara AS dan China, yang dapat memicu volatilitas tambahan. Jika ekspektasi suku bunga tetap tinggi, Gold berisiko kembali tertekan di sesi perdagangan malam ini.
OIL
Harga Oil bertahan kokoh di level tertinggi mingguan, yakni $64.82 per barel, didorong oleh data ketenagakerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan. Data tersebut meredakan kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi, sekaligus mendukung prospek permintaan energi global.
Selain itu, pulihnya permintaan minyak juga diperkuat oleh meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kondisi ini memberikan ruang bagi pasar untuk optimistis terhadap prospek perdagangan dan konsumsi energi dunia.
Kedua sentimen tersebut diperkirakan masih akan menopang pergerakan Oil dalam sesi perdagangan AS malam ini.
EURUSD
EURUSD mencatat penguatan selama sesi perdagangan Eropa, menembus level 1,1439 didorong oleh pelemahan dolar AS akibat aksi profit taking setelah lonjakan tajam pasca rilis data Nonfarm Payrolls. Melemahnya dolar memberi ruang bagi euro untuk menguat, meski hanya sementara.
Namun, potensi kenaikan EURUSD diperkirakan masih terbatas karena pasar menilai Federal Reserve belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Fokus investor kini tertuju pada pertemuan antara AS dan China yang akan digelar di London, yang bisa menjadi faktor penekan tambahan terhadap pasangan mata uang ini dalam sesi perdagangan malam nanti.
GBPUSD
GBPUSD ikut menguat selama sesi Eropa, naik hingga menyentuh level 1,3581. Pelemahan dolar AS akibat aksi profit taking menjadi pendorong utama penguatan pasangan mata uang ini.
Perhatian pasar kini tertuju pada pertemuan antara pejabat tinggi perdagangan AS dan China yang berlangsung di London. Pertemuan ini diharapkan membawa kemajuan dalam penyelesaian konflik dagang kedua negara. Dengan kedua sentimen tersebut, GBPUSD berpotensi mengalami pergerakan volatil sepanjang sesi perdagangan malam ini.
USDJPY
USDJPY bergerak turun ke level 143,970 akibat aksi jual dolar AS setelah sebelumnya menguat didorong oleh data tenaga kerja yang solid. Berkurangnya respons pasar terhadap laporan tersebut memicu aksi ambil untung dari pelaku pasar.
Fokus kini tertuju pada negosiasi dagang antara AS dan China yang berlangsung di London. Ekspektasi positif dari Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan menopang sentimen risiko. Dengan kombinasi sentimen ini, USDJPY berpeluang mengalami volatilitas tinggi pada sesi perdagangan malam ini.
NASDAQ
Nasdaq diperdagangkan terbatas di kisaran level 21.770 selama sesi Eropa siang ini, seiring sikap hati-hati pelaku pasar yang menantikan hasil perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Ekspektasi positif dari Presiden AS Donald Trump diperkirakan dapat menopang sentimen risiko. Selain itu, data tenaga kerja AS yang kuat turut memberikan dukungan. Kombinasi kedua faktor ini berpotensi menjaga sentimen positif pada Nasdaq hingga sesi perdagangan malam nanti.
