Updated Kamis, 9 Januari 2025 |
Updated Kamis, 9 Januari 2025 |
Dolar Amerika Serikat (AS) kembali perkasa pada perdagangan Rabu meski data penyerapan tenaga kerja versi ADP dilaporkan jauh lebih rendah dari forecast. Perkasanya dolar AS terjadi setelah presiden AS terpilih Donald Trump dikabarkan mempertimbangkan penggunaan tindakan darurat untuk menerapkan kenaikan tarif impor. Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan pasar pada perdagangan Kamis (9/1/2025).
GOLD
Harga Gold (XAUUSD) naik 2 hari beruntun setelah menutup perdagangan Rabu di US$ 2.661,46 per troy ons. Total kenaikan dalam 2 hari terakhir lebih dari US$ 25 atau 250 pip.
Rilis data ADP yang dilaporkan sebanyak 122.000 orang pada Desember 2024 menjadi pemicu kenaikan Gold. Data tersebut jauh lebih rendah dari forecast 140.000 orang. Selain itu Kabar mengenai Trump juga memberikan sentimen positif ke Gold dan masih akan terasa pada perdagangan sesi Eropa.
OIL
Aksi profit taking membuat harga Oil (CLS10) turun US$ 1,1 ke US$ 73,31 per barel pada perdagangan Rabu. Oil sebelumnya sempat naik ke US$ 75,27 per barel yang merupakan level tertinggi dalam hampir 3 bulan terakhir.
EIA yang melaporkan stok bensin Amerika Serikat memberikan sentimen negatif dan memicu aksi profit taking. Ada potensi aksi tersebut masih berlanjut pada perdagangan sesi Eropa hari ini.
EURUSD
EURUSD turun 198 poin (hampir 20 pip) ke 1,03192 pada perdagangan Rabu setelah sempat merosot ke 1,02732. Pasangan mata uang ini mendekati lagi level terendah sejak November 2022.
Pada perdagangan sesi Eropa rilis data produksi industri Jerman pada pukul 14:00 WIB dan penjualan ritel zona euro pada pukul 17:00 WIB berpotensi menjadi penggerak EURUSD.
Forecast di Trading Central menunjukkan produksi industri Jerman tumbuh 0,8% month-on-month (MoM) pada November dibandingkan bulan sebelumnya -1%. Kemudian penjualan ritel zona euro diprediksi 0,1% MoM, dibandingkan Oktober -0,5%.
Data tersebut bisa memberikan sentimen positif bagi EURUSD jika dirilis lebih tinggi dari forecast.
GBPUSD
GBPUSD anjlok 1.126 poin (112,6 pip) ke 1,23627 pada perdagangan Rabu kemarin dan masih berlanjut pada perdagangan hari ini.
GBPUSD anjlok mendekati level terendah dalam 9 bulan terakhir akibat aksi jual yang melanda pasar saham dan obligasi Inggris. Aksi jual tersebut mengindikasikan pelaku pasar pesimistis terhadap kondisi ekonomi Inggris pada tahun ini, dan masih akan menjadi sentimen negatif bagi GBPUSD.
USDJPY
USDJPY mencatat kenaikan 3 hari beruntun setelah menutup perdagangan Rabu di 158,325. USDJPY berada di level tertinggi dalam hampir 6 bulan terakhir.
Dolar AS kembali perkasa setelah Trump dikabarkan akan segera menaikkan tarif impor membuat USDJPY terus menanjak. Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan USDJPY pada perdagangan sesi Eropa.
Nasdaq
Nasdaq turun 50 indeks poin ke 21.375 pada perdagangan Rabu setelah mengalami aksi jual masif sehari sebelumnya. Kabar Trump akan segera menaikkan tarif impor membuat Nasdaq tertekan.
Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi Nasdaq pada perdagangan sesi Eropa.