Updated Rabu, 4 September 2024 |
Updated Rabu, 4 September 2024 |
Rilis data Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Amerika Serikat versi ISM memicu pergerakan besar di pasar finansial Selasa kemarin. PMI manufaktur Agustus dilaporkan sebesar 47,2 lebih rendah dari forecast Trading Central 47,5 dan sudah lima bulan beruntun mengalami kontraksi (di bawah 50). Rilis tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan pasar pada perdagangan Rabu (5/9/2024).
GOLD
Harga Gold (XAUUSD) sempat anjlok ke US$ 2.473,33 per troy ons Selasa kemarin sebelum menutup perdagangan di US$ 2.492,80 per troy ons. Dibandingkan penutupan perdagangan Senin, Gold turun US$ 6,73 atau 67,3 pip dan sudah turun dalam 3 hari beruntun.
Dolar AS yang masih perkasa pasca rilis data inflasi inti berdasarkan Personal Consumption Expenditure (PCE) Jumat pekan lalu membuat Gold tertekan akibat profit taking.
Selain itu pelaku pasar juga menanti rilis data tenaga kerja AS pekan ini yang bisa menentukan seberapa besar The Fed akan memangkas suku bunga pada pertengahan bulan nanti. Aksi profit taking Gold masih berpotensi berlanjut pada perdagangan sesi Eropa hari ini.
OIL
Harga Oil (CLS10) anjlok hingga US$ 3,81 ke US$ 70,21 per barel pada perdagangan Selasa dan berlanjut lagi pagi ini hingga menyentuh US$ 69,71 per barel. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 3 Januari lalu.
Oil mengalami tekanan besar akibat ada potensi pulihnya kembali tingkat produksi Libya. Selain itu OPEC+ dikabarkan akan meningkatkan produksinya pada Oktober mendatang.
Dari sisi demand, PMI manufaktur Amerika Serikat yang masih berkontraksi menambah tekanan bagi Oil. Berbagai sentimen negatif tersebut masih akan membayangi Oil pada perdagangan sesi Eropa.
EURUSD
EURUSD turun 288 poin (28,8 pip) ke 1,10435 pada perdagangan Rabu, dan sudah menurun dalam 4 dari 5 hari perdagangan terakhir. Pergerakan tersebut mengindikasikan tekanan yang cukup besar dialami EURUSD akibat melambatnya pertumbuhan inflasi (Consumer Price Index/CPI) di zona euro.
Hal tersebut membuat pelaku pasar melihat bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) berpeluang besar kembali memangkas suku bunga pada bulan ini. Pada perdagangan sesi Eropa, rilis data inflasi produsen (Producer Price Index/PPI) pada pukul 16:00 WIB bisa menjadi penggerak EURUSD.
Forecast di Trading Central menunjukkan PPI tumbuh 0,2% month-on-month (MoM) pada Juli, lebih rendah dari sebelumnya 0,5%. Meski demikian jika PPI dirilis lebih tinggi dari forecast, EURUSD bisa mendapat sentimen positif. Sebab, pertumbuhan PPI bisa menjadi indikasi CPI akan sulit turun atau mungkin kembali naik.
GBPUSD
GBPUSD turun 314 poin (31,4 pip) ke 1,31145 pada perdagangan Selasa. Berbeda dengan EURUSD, GBPUSD sebenarnya masih memiliki sentimen positif, tetapi mengalami profit taking sehingga menurun.
Pada pekan lalu GBPUSD mencapai level tertinggi sejak Maret 2022 setelah bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mengindikasikan akan berhati-hati dalam memangkas suku bunga. Posisi GBPUSD yang tinggi memicu aksi profit taking, apalagi pelaku pasar menanti rilis data tenaga kerja Amerika Serikat.
Melihat GBPUSD sudah turun dalam 4 dari 5 perdagangan terakhir, ada potensi rebound pada perdagangan sesi Eropa hari ini.
USDJPY
USDJPY turun tajam 1.442 poin (144,2 pip) ke 145,462 pada perdagangan Selasa kemarin dan berlanjut lagi ke 144,887 pada pagi tadi. Indeks saham global yang mengalami kemerosotan sejak kemarin memicu permintaan yen sebagai safe haven.
Yen saat ini menjadi aset safe haven yang dipilih pelaku pasar ketimbang Gold. Sebab, posisi Gold sudah sangat tinggi, sementara secara historis yen masih sangat lemah.
Apalagi ke depannya ada potensi yen akan menguat jika The Fed agresif memangkas suku bunga sementara bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) menaikkan suku bunga. Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi USDJPY pada perdagangan sesi Eropa.
Nasdaq
Nasdaq anjlok 651 indeks poin ke 18.994 poin dan berlanjut lagi pada pagi ini ke 18.825. Nasdaq anjlok tajam pasca rilis PMI manufaktur Amerika Serikat yang menunjukkan kontraksi dalam 5 bulan beruntun.
Pelaku pasar kembali khawatir perekonomian Amerika Serikat akan merosot signifikan. Hal tersebut masih akan membayangi pada perdagangan sesin Eropa.