Gold
Gold bergerak turun ke level $1957.88 di sesi Asia (6/6), terbebani oleh aksi beli kembali aset-aset berisiko setelah melemahnya dolar AS semalam.
Terbebani oleh data The Institute for Supply Management (ISM) Services Purchasing Managers' Index (PMI) AS untuk bulan Juni yang dirilis 50.3, di bawah laporan bulan Mei di 51.9, yang melaporkan indeks belanja pasar di sektor jasa berdasarkan survey dari 300 manajer pembelian di AS, memicu pelemahan dolar AS semalam, tetapi naiknya minat pasar pada aset mata uang berisiko, membatasi aksi beli Gold di awal perdagangan hari Selasa ini.
Pasar juga nampak memperhatikan kebijakan moneter The Federal Reserve di pekan depan, yang masih diekspektasikan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya di 5.25%, tetapi mencari petunjuk langkah The Fed selanjutnya. Beberapa pejabat The Fed nampak mendukung kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk pertemuan bulan Juli mendatang, yang membatasi minat pasar pada Gold, seiring tertekan naiknya nilai imbal hasil surat berharga pemerintah AS.
Di sesi Eropa (6/6), Gold berpeluang turun untuk jangka pendek bila sentimen pasar yang lebih tertarik apda aset berisiko berlanjut.
Oil
Oil bergerak turun ke level terendah $71.53 di sesi Asia (6/6), terkoreksi setelah pasar memandang pemangkasan produksi OPEC+ masih tidak akan menyebabkan kekurangan crude oil di pasar global.
Setelah Arab Saudi menyatakan pemangkasan OPEC+ selanjutnya masih bersifat suka rela, pelaku psaar memandang kebijakan tersebut mungkin tidak akan dilakukan oleh sebagian besar anggota OPEC+, sehingga mungkin tidak akan menyebabkan kelangkaan bahan bakar, membatasi kenaikan Oil pagi ini.
Tetapi nampak turunnya dolar AS setelah data The Institute for Supply Management (ISM) Services Purchasing Managers' Index (PMI) AS untuk bulan Juni yang dirilis 50.3, di bawah laporan bulan Mei di 51.9, yang melaporkan indeks belanja pasar di sektor jasa berdasarkan survey dari 300 manajer pembelian di AS, nampak membantu Oil bergerak naik setelah catat level terendah pagi ini.
Di sesi Eropa (6/6), Oil berpotensi naik untuk jangka pendek selama dolar AS masih tertekan, dan menopang daya beli pasar global terhadap Oil.
AUDUSD
AUDUSD bergerak menguat ke level tertinggi 0.66797 di sesi Asia (6/6), setelah putusan suku bunga Reserve Bak of Australia (RBA) siang hari tadi.
RBA secara mengejutkan menaikkan tingkat suku bunga acuannya menjadi 4.10% siang hari tadi, di atas ekspektasi tetap pada 3.85%. Dengan pernyataan bahwa terbuka untuk kenaikan suku bunga lebih jauh karena masih tingginya inflasi di Australia, membantu menopang AUDUSD menguat.
Selain itu, dolar AS juga nampak tertekan setelah data The Institute for Supply Management (ISM) Services Purchasing Managers' Index (PMI) AS untuk bulan Juni yang dirilis 50.3, di bawah laporan bulan Mei di 51.9, yang melaporkan indeks belanja pasar di sektor jasa berdasarkan survey dari 300 manajer pembelian di AS semalam, membantu menopang minat pasar pada mata uang berisiko, termasuk dolar Australia.
Di sesi Eropa (6/6), AUDUSD berpotensi naik untuk jangka pendek bila masih ditopang sentimen kenaikan suku bunga RBA tadi.
EURJPY
EURJPY bergerak naik ke level tinggi 149.683 di sesi Asia (6/6), tertopang naiknya minat pasar pada mata uang yang berisiko dan laporan ekonomi Jepang yang kurang baik pagi hari ini.
Yen Jepang nampak tertekan setelah laporan Average Cash Earnings tahunan periode April dirilis 1.0%, di bawah ekspektasi 1.7%, dan data Household Spending tahunan untuk periode yang sama dirilis -4.4% di bawah ekspektasi -2.2% untuk periode sebelumnya. Disertai turunnya dolar AS, menopang minat pasar pada mata uang yang lebih berisiko, dan mendukung EURJPY naik.
Data German Factory Orders m/m untuk bulan April akan dirilis di jam 13:00 WIB dan data Retail Sales Zona Euro untuk bulan April akan dirilis di jam 16:00 WIB, berpeluang emnjadi penggerak mata uang Euro, dan menggerakkan EURJPY.
Di sesi Eropa (6/6), EURJPY berpeluang naik untuk jangka pendek bila sentimen beli pasar pada aset mata uang berisiko masih berlanjut.
GBPJPY
GBPJPY bergerak naik ke level tertinggi 173.761 di sesi Asia (6/6), tertopang naiknya minat pasar pada mata uang yang berisiko dan laporan ekonomi Jepang yang kurang baik pagi hari ini.
Yen Jepang nampak tertekan setelah laporan Average Cash Earnings tahunan periode April dirilis 1.0%, di bawah ekspektasi 1.7%, dan data Household Spending tahunan untuk periode yang sama dirilis -4.4% di bawah ekspektasi -2.2% untuk periode sebelumnya. Disertai turunnya dolar AS, menopang minat pasar pada mata uang yang lebih berisiko, dan mendukung GBPJPY naik.
Selain itu, dolar AS juga nampak tertekan setelah data The Institute for Supply Management (ISM) Services Purchasing Managers' Index (PMI) AS untuk bulan Juni yang dirilis 50.3, di bawah laporan bulan Mei di 51.9, yang melaporkan indeks belanja pasar di sektor jasa berdasarkan survey dari 300 manajer pembelian di AS semalam, membantu menopang minat pasar pada mata uang berisiko, termasuk pound sterling.
Di sesi Eropa (6/6), GBPJPY berpeluang naik untuk jangka pendek bila sentimen beli pasar pada aset mata uang berisiko masih berlanjut.
Nasdaq
Nasdaq bergerak naik ke level 14599.50 di sesi Asia (6/6), menguat terbatas oleh turunnya dolar AS setelah data sektor jasa AS semalam.
Terbebani oleh data The Institute for Supply Management (ISM) Services Purchasing Managers' Index (PMI) AS untuk bulan Juni yang dirilis 50.3, di bawah laporan bulan Mei di 51.9, yang melaporkan indeks belanja pasar di sektor jasa berdasarkan survey dari 300 manajer pembelian di AS, memicu pelemahan dolar AS semalam, dan walaupun terbatas, membantu naik indeks saham AS di pagi hari ini.
Di sesi Eropa (6/6), Nasdaq berpeluang naik untuk jangka pendek bila masih ditopang turunnya dolar AS menopang permintaan pasar pada aset-aset berisiko.