Updated |
![]() |
Jumat, 23 September 2022 |
GBPUSD nampak turun di malam hari Jumat (23/9), setelah kabar pemerintah Inggris melakukan pemotongan pajak di hari ini.
Selain pemotongan pajak usaha, Kwasi Kwarteng, menteri keuangan Inggris yang baru, juga menganulir kenaikan pajak pendapatan yang sebelumnya sudah diterapkan, memotong pajak pembelian untuk produk tertentu, menurunkan pajak asuransi dan skema pajak belanja oleh turis. Lebih lanjut Kwarteng mengajukan stimulus sebesar 72 biliun Pound Sterling sebagai dana bantuan masyarakat.
Di pekan lalu, pemerintah baru Inggris juga menetapkan harga tertinggi untuk biaya bahan bakar dan listrik industri, yang kelebihannya akan disubsidi oleh pemerintah. Langkah-langkah ini di ambil oleh pemerintah Inggris untuk menjaga kondisi ekonomi negara yang terus tertekan resesi akibat inflasi dan kelangkaan bahan bakar di Inggris dan benua Eropa.
Kebijakan pemerintah Inggris ini terus menyebabkan turunnya nilai tukar mata uang pound sterling terhadap dolar AS dan mata uang lainnya, belum lagi kebijakan moneter Bank of England yang dipandang pasar sebagai langkah yang kecil dibandingkan bank sentral utama lainnya. The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 0.75% pada masing-masing pertemuan bank sentral sebanyak 3x. ECB dan SNB telah menaikkan tingkat suku bunga sebesar 0.75%, dan ECB dikabarkan akan menaikkan tingkat suku bunga lebih lanjut di bulan Oktober nanti.
Sentimen pasar terus merosot terhadap mata uang Inggris dan dikhawatirkan nilai tukarnya akan lebih rendah daripada mata uang Euro (EURGBP > 1.0000).
Sentimen ini dapat berlanjut di pekan depan jika data-data ekonomi Inggris belum menunjukkan perbaikan yang signifikan.