Updated |
![]() |
Rabu, 24 Mei 2023 |
GBPJPY bergerak turun di sesi Asia hari Rabu (24/5), catat level rendah 171.883, seiring masih lebih diminatinya mata uang aset aman yen Jepang yang cenderung stabil di tengah kekhawatiran gagalnya pembahasan debt ceiling AS.
Pembahasan plafon utang antara perwakilan partai Republic dan perwakilan presiden AS kemarin tidak mencatat perkembangan yang berarti, setelah perwakilan dari partai Republic memandang batas waktu kebangkrutan pemerintah AS di tanggal 1 Juni mendatang sebagai hal yang terlalu dilebih-lebihkan, menyebabkan pembahasan yang alot kemarin.
Pelaku pasar bersikap hati-hati jika terjadi Default pada pemerintahan AS akan menyebabkan ditutupnya beberapa infra struktur pemerintahan di AS, yang akan menyebabkan terhambatnya roda ekonomi AS dan global, sehingga menopang aset-aset aman dan menopang yen Jepang sebagai mata uang aset aman menguat.
Selain itu, perilisan data BOJ Core CPI y/y yang menjadi salah satu tolok ukur inflasi di Jepang kemarin, mencatat naik menjadi 3.0% untuk periode April tahun 2023, naik dari 2.9% untuk periode April tahun 2022 lalu, memicu harapan Bank of Japan (BOJ) akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat, dan masih membantu yen Jepang menguat, membebani GBPJPY.
Di sesi Eropa (24/5), GBPJPY masih berpotensi bergerak naik di tengah outlook penguatan poundsterling dibalik perilisan data CPI y/y Inggris periode April yang tumbuh 8.7%, ini lebih tinggi dari estimasi untuk pertumbuhan 8.2% yang mendorong ekspektasi masih akan berlanjutnya siklus kenaikan suku bunga oleh Bank of England.
Berikut referensi teknikal untuk mengambil posisi buy untuk produk GBPJPY:
Entry Price: 172.33 - 172.540
Level Support 1: 172.140
Level Support 2: 171.721
Level Resistance 1: 172.611
Level Resistance 2: 173.072