![]() |
Updated Selasa, 1 Juli 2025 |
![]() |
Updated Selasa, 1 Juli 2025 |
Dolar Amerika Serikat (AS) masih tertekan pada perdagangan awal pekan kemarin akibat meningkatnya risk appetite pelaku pasar. Hal itu terjadi setelah gencatan senjata Israel-Iran, serta kesepakatan dagang Amerika Serikat dengan China.
Para pelaku pasar melihat kesepakatan terkait logam tanah jarang tersebut sebagai awal dari kesepakatan dagang yang lebih besar.
Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan pada perdagangan Selasa (1/7/2025).
GOLD
Harga Gold (XAUUSD) naik lebih dari US$28 atau 280 pip ke kisaran US$3.302 per troy ons pada perdagangan awal pekan kemarin. Sebelumnya Gold sempat turun ke US$3.247 yang merupakan level terendah satu bulan.
Tekanan yang dialami dolar AS membuat harga Gold rebound. Selain itu, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif impor dari Jepang akibat perundingan yang alot memberikan tambahan sentimen positif ke Gold hingga naik hampir US$30 hingga hari ini ke kisaran US$3.332 per troy ons.
Berbagai sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan Gold pada perdagangan sesi Eropa.
OIL
Harga Oil (CLS10) turun tipis ke US$64,94 per barel pada perdagangan awal pekan kemarin dan tertahan di level terendah dalam 3 pekan terakhir. Menurunnya risiko gangguan supply dari Timur Tengah setelah Israel-Iran melakukan gencatan senjata memberikan tekanan bagi Oil dan masih akan terasa pada perdagangan sesi Eropa.
EURUSD
EURUSD melesat 656 poin (65,6 pip) ke 1,17862 pada perdagangan awal pekan kemarin. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak pertengahan September 2021.
EURUSD masih mampu naik meski data dari Jerman menunjukkan perlambatan pertumbuhan inflasi serta penjualan ritel yang kurang bagus. Artinya, dolar AS sedang kurang menarik akibat meningkatnya risk appetite pelaku pasar.
Pada perdagangan sesi Eropa, rilis data inflasi (consumer price index/CPI) zona euro pada pukul 16:00 WIB bisa menjadi penggerak EURUSD. Forecast di Trading Central menunjukkan CPI pada Juni tumbuh 2% year-on-year (YoY) lebih tinggi dari bulan sebelumnya 1,9% YoY. Sementara CPI inti diprediksi tumbuh 2,4% YoY juga lebih tinggi dari Mei 2,3% YoY.
Rilis data yang lebih tinggi dari forecast berpotensi menambah sentimen positif bagi EURUSD.
GBPUSD
GBPUSD naik 117 poin (11,7 pip) ke 1,37287 pada perdagangan awal pekan kemarin setelah sempat turun akibat profit taking. Pada perdagangan hari ini GBPUSD kembali naik dan mendekati level tertinggi sejak Oktober 2021.
Padahal, belum ada sentimen terbaru dari Inggris, sehingga bisa menggambarkan dolar AS sedang dalam tekanan dan masih menguntungkan bagi GBPUSD pada perdagangan sesi Eropa.
USDJPY
USDJPY turun 688 poin (68,8 pip) ke 143,941 pada perdagangan awal pekan kemarin dan berlanjut lagi hari ini ke 143,432.
USDJPY turun meski Trump mengancam akan menaikkan tarif impor dari Jepang. Hal itu menegaskan tekanan besar yang sedang dialami dolar AS, sehingga ada potensi penurunan lebih lanjut.
Nasdaq
Nasdaq naik pada perdagangan Senin hingga kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa di 22.931. Nasdaq melesat sejak pekan lalu setelah Israel-Iran melakukan gencatan senjata dan kesepakatan dagang AS-China terkait logam tanah jarang.
Namun, Trump yang mengancam akan menaikkan tarif impor dari Jepang berpotensi memicu profit taking pada perdagangan sesi Eropa.