![]() |
Updated Jumat, 21 Maret 2025 |
![]() |
Updated Jumat, 21 Maret 2025 |
Harga Gold (XAU/USD) turun setelah mencapai rekor tertinggi, tertekan oleh kekuatan Dolar AS dan proyeksi Federal Reserve yang hanya akan memangkas suku bunga terbatas. Sementara itu, Nasdaq mengalami tekanan akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan dan kekhawatiran resesi, dengan saham teknologi besar seperti Apple dan Microsoft mengalami koreksi. Volatilitas pasar diperkirakan akan tetap tinggi seiring spekulasi tentang kebijakan The Fed dan prospek ekonomi global.
GOLD
Harga Gold (XAU/USD) turun pada sesi perdagangan Eropa, mencapai level $3.021 setelah sebelumnya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di $3.057. Meskipun ada pemulihan dari level terendah tiga hari yang tercapai pada awal sesi perdagangan Jumat, namun harga masih menunjukkan tren negatif selama dua hari berturut-turut dan saat ini berada sedikit di atas level $3.030.
Dolar AS (USD) tetap kuat setelah Federal Reserve (The Fed) mengindikasikan hanya akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali sebesar 25 basis poin (bp) pada akhir tahun ini, yang mendorong investor untuk melakukan aksi profit-taking. Namun, spekulasi mengenai kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter lebih cepat dari yang diperkirakan bisa menyebabkan USD melemah dan mendukung harga Gold, meskipun ada ketidakpastian perdagangan dan risiko geopolitik yang dapat menopang harga komoditas ini.
OIL
Harga Oil turun pada sesi perdagangan Eropa ke level $67.86 setelah sebelumnya mengalami kenaikan tajam pada sesi sebelumnya didukung oleh sanksi baru terkait Iran yang menargetkan penyuling independen Tiongkok. Aksi ambil untung telah membebani pergerakan Harga Oil hari ini. Sebelumnya pengetatan sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran dapat menyebabkan penurunan pasokan minyak global, meningkatkan ketegangan di pasar minyak berpotensi mendorong harga minyak lebih tinggi.
Di sisi lain, pemangkasan produksi yang diumumkan oleh OPEC+ juga dapat memberi dampak kenaikan harga minyak. Meskipun pemangkasan ini bertujuan untuk mengimbangi overproduksi, kekhawatiran bahwa beberapa anggota OPEC+ mungkin tidak mengikuti target produksi mereka dapat membatasi efektivitasnya, yang akhirnya bisa mendukung harga minyak lebih tinggi dalam jangka pendek.
EURUSD
EURUSD terus tertekan pada perdagangan Eropa siang ini, setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde, memperingatkan bahwa perang dagang yang dipimpin Presiden AS, Donald Trump, berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi Zona Euro. Kekhawatiran ini menambah tekanan bagi mata uang Euro di tengah ketidakpastian global.
Sementara itu, Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga stabil dan tetap berpegang pada proyeksi dua kali pemangkasan suku bunga di 2025. The Fed juga menyoroti bahwa kebijakan perdagangan Trump dapat menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi AS serta mempercepat tekanan inflasi, yang berpotensi memengaruhi arah kebijakan moneter ke depan.
GBPUS
GBPUSD melemah mendekati level 1.2920 terhadap Dolar AS setelah Federal Reserve (The Fed) menegaskan tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, yang memperkuat Dolar di tengah ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan baru Presiden Donald Trump. Di sisi lain, Gubernur Bank of England (BoE), Andrew Bailey, menyatakan bahwa suku bunga Inggris kemungkinan akan mengalami penurunan secara bertahap, menegaskan bahwa pelonggaran kebijakan moneter akan dilakukan dengan hati-hati bergantung pada data ekonomi.
Dalam jangka pendek, GBPUSD masih berisiko mengalami tekanan lebih lanjut jika The Fed mempertahankan kebijakan ketat lebih lama dari perkiraan, tetapi jika ekonomi Inggris menunjukkan ketahanan dan BoE tetap berhati-hati dalam pemangkasan suku bunga, Pound bisa menemukan dukungan.
USDJPY
USDJPY bergerak naik pada sesi Eropa karena Yen Jepang (JPY) tetap tertekan pada awal sesi Eropa setelah data menunjukkan perlambatan pada inflasi konsumen di Jepang pada Februari. Di sisi lain, Dolar AS (USD) mendapat dukungan dari sikap The Fed yang hanya memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) pada akhir tahun, menjaga USDJPY tetap menguat di atas 149,00.
Meski begitu, ekspektasi pertumbuhan upah yang kuat di Jepang dapat mendorong inflasi lebih tinggi, memberi ruang bagi Bank of Japan (BoJ) untuk menaikkan suku bunga pada 2025. Perbedaan kebijakan ini dengan The Fed dapat membatasi kenaikan USD dan mendukung JPY dalam jangka panjang.
NASDAQ
Nasdaq tertekan pada Jumat akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan dan kekhawatiran resesi, terutama setelah ancaman tarif tambahan pada sektor teknologi. Saham-saham besar seperti Apple, Microsoft, dan Nvidia mengalami aksi jual setelah reli panjang, yang memicu koreksi pada valuasi mereka.
Selain itu, spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menunda pemangkasan suku bunga semakin membebani Nasdaq. Suku bunga yang lebih tinggi menekan daya tarik saham teknologi, yang bergantung pada biaya pinjaman rendah. Dengan prospek ekonomi yang rapuh, volatilitas Nasdaq diperkirakan akan tetap tinggi dalam waktu dekat.