Updated Senin, 30 September 2024 |
Updated Senin, 30 September 2024 |
Data yang dirilis Jumat pekan lalu menunjukkan inflasi inti berdasarkan Personal Consumption Expenditure (PCE) Amerika Serikat tumbuh 2,7% year-on-year (YoY) pada Agustus setelah stagnan 2,6% dalam tiga bulan beruntun.
Rilis tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan pasar pada perdagangan sesi Eropa Senin (30/9/2024).
GOLD
Harga Gold (XAUUSD) turun hampir US$ 14 pada perdagangan Jumat ke US$ 2.658,10 per troy ons pada perdagangan Jumat lalu merespon rilis data inflasi inti PCE Amerika Serikat. Sehari sebelumnya Gold mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 2.685 per troy ons.
The Fed yang sah memulai era pemangkasan suku bunga menjadi pemicu utama kenaikan harga Gold hingga berkali-kali memecahkan rekor pada pekan lalu. Pelaku pasar bahkan memperkirakan The Fed akan kembali memangkas suku bunga 50 basis poin pada November mendatang.
Namun, rilis data inflasi inti PCE yang merupakan salah satu acuan The Fed dalam menetapkan suku bunga membuat ekspektasi tersebut meredup. Hal tersebut berpotensi memicu aksi profit taking Gold pada awal perdagangan sesi Eropa hari ini.
OIL
Harga Oil (CLS10) naik US$ 1,16 ke US$ 68,61 per barel pada perdagangan Jumat pekan lalu. Sebelumnya Oil tercatat anjlok lebih dari US$ 4 dalam dua hari, sehingga memicu aksi beli pada perdagangan Jumat.
Apalagi, konflik di Timur Tengah kian memanas yang dikhawatirkan akan mengganggu supply dari kawasan tersebut. Di sisi lain, Oil masih dibayangi oleh potensi peningkatan produksi di Libya dan lemahnya permintaan dari China.
Sehingga, harga Oil masih akan volatil dan ada potensi kembali mengalami tekanan.
EURUSD
EURUSD bergerak sangat volatil pada Jumat merespon rilis data inflasi PCE Amerika Serikat. Sebabnya, inflasi headline mengalami perlambatan pertumbuhan tetapi inflasi inti justru lebih tinggi dari sebelumnya. Pada penutupan perdagangan Jumat, EURUSD berada di level 1,11632 atau turun 125 poin (12,5 pip).
Rilis data inflasi inti PCE membuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin pada November meredup. Hal ini membuat EURUSD berpotensi tertekan pada awal perdagangan sesi Eropa sembari menanti rilis data inflasi Jerman malam ini.
GBPUSD
GBPUSD turun 405 poin (40,5 pip) pada perdagangan Jumat akibat aksi profit taking pasca rilis data inflasi inti PCE Amerika Serikat. Pasangan mata uang ini sebelumnya mencapai level tertinggi sejak Maret 2022 sehingga diterpa aksi profit taking.
Sentimen positif sedang menaungi GBPUSD sebab suku bunga di Inggris kini lebih tinggi ketimbang di Amerika Serikat. Melihat posisi yang tinggi dan meredupnya ekspektasi pemangkasan suku bunga 50 basis poin oleh The Fed pada November, ada potensi GBPUSD kembali diterpa profit taking.
USDJPY
USDJPY bergerak sangat volatil pada perdagangan Jumat akibat isu politik di Jepang. Shigeru Ishiba pada Jumat lalu memenangi pemilihan ketua Liberal Democratic Party (LDP) dan akan menjadi perdana menteri Jepang. USDJPY yang sebelumnya naik tajam langsung berbalik anjlok.
Penyebabnya, Ishiba sebelumnya mengkritik kebijakan stimulus moneter dan mendukung bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) untuk menaikkan suku bunga. Hal tersebut membuat yen perkasa dan USDJPY masih berpotensi tertekan pada hari ini.
Nasdaq
Rilis data inflasi inti PCE Amerika Serikat membuat Nasdaq diterpa aksi profit taking pada perdagangan Jumat dan turun 148 indeks poin ke 20.197.
Nasdaq saat ini masih berada di dekat level tertinggi dalam lebih dari 2 bulan terakhir, sehingga ada potensi profit taking masih akan berlanjut pada perdagangan sesi Eropa. Pelaku pasar tentunya kini mempertimbangkan seberapa besar peluang The Fed untuk memangkas suku bunga agresif lagi, apalagi di pekan ini ada rilis data non-farm payrolls Amerika Serikat.