Updated |
![]() |
Jumat, 26 Mei 2023 |
Oil bergerak turun $2.41 ke level penutupan $71.79 di hari di hari Kamis (25/5), terbebani dolar AS dan komentar wakil perdana menteri Rusia.
Dolar AS menguat signifikan di hari Kamis malam setelah kabar perkembangan pembahasan debt ceiling AS dari perwakilan gedung putih dan partai republic semalam, mengikis ketakutan kebangkrutan AS pada awal bulan Juni pekan depan. Rangkaina data ekonomi AS semalam yang lebih baik dari periode sebelumnya, juga meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve di bulan Juni.
Data ekonomi AS seperti Prelim GDP q/q untuk kuartal pertama 2023 dirilis naik menjadi 1.3% dari kuartal ke-4 2022 di 1.1%. Data Unemployment Claims mingguan dirilis 229K pekan ini, di bawah ekspektasi 249K. Data Prelim GDP Price Index q/q untuk kuartal pertama 2023 dirilis naik menjadi 4.2% dari kuartal ke-4 2022 di 4.0%. Dan data Pending Home Sales m/m bulan Mei AS dirilis 0.0%, naik dibandingkan bulan April di -5.2%.
Rangkaian data tersebut menopang dolar AS dan ekspektasi The Fed memiliki ruang untuk kenaikan suku bunga acuan, dengan ekspektasi menjadi 41%, dibandingkan hari Rabu yang hanya 18% peluang kenaikan suku bunga acuan.
Wakil perdana menteri Rusia menyatakan kemungkinan tidak akan adanya kebijakan baru dari OPEC+ untuk pertemuan di awal bulan Juni, karena keputusan pemangkasan produksi crude oil di pertemuan sebelumnya masih bersifat sukarela dan bukan keharusan yang disepakati oleh anggota-anggota OPEC+, yang mendorong aksi lepas Oil di pasar.
Di sesi Asia (26/5), Oil berpeluang melemah untuk jangka pendek setelah redupnya ekspektasi pemangkasan produksi lebih lanjut dari OPEC+.
Berikut referensi teknikal untuk mengambil posisi jual untuk produk Oil:
Entry Price: $71.70 - $71.90
Level Support 1: $71.60
Level Support 2: $71.35
Level Resistance 1: $72.00
Level Resistance 2: $72.25