Updated Senin, 29 Mei 2023 |
Oil bergerak melemah di sesi Eropa (29/5), catat level terendah $72.46, seiring naiknya dolar AS dan kekhawatiran tertundanya keputusan debt ceiling AS.
Menguatnya dolar AS tertopang setelah presiden AS, Joe Biden, dan perwakilan partai Republic AS, Kevin McCarthy, dikabarkan sudah mencapai kesepakatan untuk debt ceiling kemarin di AS, walau masih menunggu hasil final persetujuan dari kongres di AS yang dijadwalkan akan dibahas pada tanggal 30 Mei 2023 di AS esok hari.
Kabar ini membantu menopang dolar AS menguat dan menekan harga Oil, ditengah sikap pelaku pasar masih nampak berhati-hati karena jeda yang tipis dengan batas akhir default AS yang diekspektasikan pada tanggal 1 Juni 2023 mendatang, meningkatkan kekhawatiran turunnya permintaan bahan bakar di AS.
Liburnya pasar AS untuk memperingati “Memorial Day” di AS, menunda keputusan final kesepakatan Biden dan McCarthy, serta mempersempit waktu kongres AS untuk menyetujui kesepakatan debt ceiling tersebut, sehingga dikhawatirkan akan terjadinya penundaan kenaikan debt ceiling yang akan berakibat buruk pada ekonomi AS.
Di sesi AS (29/5), Oil berpotensi bergerak turun untuk jangka pendek, seiring sentimen naiknya dolar AS dan kekhawatiran default di AS. Bursa Oil akan ditutup lebih awal karena liburnya bursa AS, pada jam 01:30 WIB lewat tengah malam nanti (30/5), yang mungkin memicu aksi ambil untung oleh pelaku pasar.
Berikut referensi teknikal untuk mengambil posisi jual untuk produk Oil:
Entry Price: $72.40 - $72.60
Level Support 1: $72.20
Level Support 2: $72.00
Level Resistance 1: $72.80
Level Resistance 2: $73.00