Updated Jumat, 4 Oktober 2024 |
Updated Jumat, 4 Oktober 2024 |
Pasar bergerak sangat volatil pada perdagangan Kamis kemarin merespon konflik Israel vs Iran dan rilis dari Purchasing Managers’ Index (PMI) jasa Amerika Serikat versi ISM. Data tersebut dilaporkan sebesar 54,9 pada September jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya 51,5 dan mematahkan forecast penurunan menjadi 51,3 di Trading Central.
Sentimen keduanya masih akan mempengaruhi pergerakan pasar di perdagangan sesi Eropa Jumat (4/10/2024) menjelang rilis data pasar tenaga kerja AS termasuk non-farm payrolls.
GOLD
Harga Gold (XAUUSD) sempat turun ke US$ 2,637,34 per troy ons pada perdagangan Kamis kemarin merespon rilis data PMI jasa Amerika Serikat. Tetapi setelahnya Gold memangkas penurunan dan menutup perdagangan di US$ 2.655,70 per troy ons.
Gold rebound setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan Israel kemungkinan akan melakukan serangan balasan ke Iran. Seperti diketahui Israel saat ini sedang memborbardir kota Beirut di Lebanon, menargetkan markas intelijen serta calon pemimpin Hizbullah Hashem Safieddine.
Eskalasi konflik tersebut masih akan menopang kinerja Gold pada perdagangan sesi Eropa hari ini.
OIL
Pernyataan Biden yang menyebut Israel kemungkinan akan membalas serangan Iran membuat harga Oil (CLS10) melesat hingga US$ 2,71 ke US$ 73,70 per barel. Level tersebut merupakan yang tertinggi dalam satu bulan terakhir.
Iran merupakan salah satu produsen besar crude oil, dengan tingkat produksi sekitar 4 juta barel per hari. Jika Israel menargetkan fasilitas minyak Iran ada potensi terjadi gangguan supply. Hal ini memicu kenaikan tajam pada Oil dan sentimen tersebut masih akan berpengaruh pada awal perdagangan sesi Eropa.
EURUSD
EURUSD turun 5 hari beruntun setelah menutup perdagangan Kamis di 1,10291. Dibandingkan penutupan perdagangan Rabu EURUSD turun 149 poin (14,9 pip), sementara dalam 5 hari total penurunannya mencapai 146 pip.
EURUSD tertekan akibat melambatnya pertumbuhan inflasi dan aktivitas bisnis di zona euro. Hal tersebut membuka ruang bagi European Central Bank (ECB) untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Di sisi lain, dolar AS kembali perkasa setelah pasar melihat The Fed tidak akan agresif dalam memangkas suku bunga. Artinya, EURUSD masih berpotensi tertekan sebelum rilis data NFP.
GBPUSD
GBPUSD anjlok 145 pip pada perdagangan Kamis ke 1,31203, menyentuh level terendah sejak pertengahan September lalu. “Arah angin” bagi GBPUSD kini berubah setelah Gubernur Bank of England (BoE) Andrew Bailey mengindikasikan bisa memangkas suku bunga lebih agresif jika data inflasi sesuai dengan proyeksi banks sentral.
Pelaku pasar kini peluang BoE memangkas suku bunga pada November lebih besar ketimbang sebelumnya. Di sisi lain, The Fed diprediksi tidak akan agresif memangkas suku bunga yang membuat GBPUSD berpotensi mengalami tekanan.
USDJPY
USDJPY naik 481 poin (48,1 pip) ke 146,909 pada perdagangan Kamis dan mencapai level tertinggi dalam 6 pekan terakhir. Namun, pada perdagangan hari ini USDJPY berbalik turun ke 146,149.
Konflik di Timur Tengah yang memanas membuat permintaan safe haven meningkat termasuk yen. Sama dengan dolar AS, yen juga merupakan mata uang safe haven; ketika terjadi konflik geopolitik permintaanya akan meningkat, bahkan lebih besar ketimbang dolar AS.
Hal tersebut membuat USDJPY masih akan volatil dengan kecenderungan turun setelah naik sangat tajam belakangan ini.
Nasdaq
Nasdaq turun 98 indeks poin ke 19.958 pada perdagangan Kamis kemarin. Eskalasi tensi geopolitik di Timur Tengah berdampak negatif ke indeks saham termasuk Nasdaq.
Apalagi, Biden juga menyebut ada potensi Israel akan menyerang Iran sebagai balasan serangan rudal balistik yang diarahkan ke Tel Aviv.
Sentimen negatif tersebut masih akan membayangi Nasdaq pada perdagangan sesi Eropa.