![]() |
Updated Selasa, 15 April 2025 |
![]() |
Updated Selasa, 15 April 2025 |
Harga Gold terus menunjukkan kekuatan sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian global yang meningkat. Pada sesi Eropa hari Selasa, Gold tetap diminati pasar dan diperdagangkan mendekati level tertinggi sepanjang masa, didorong oleh kekhawatiran terhadap eskalasi perang dagang AS-Tiongkok dan prospek pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve. Pelaku pasar menanti reaksi pasar terhadap data empire state index AS malam ini.
Berikut data dari Trading Central:
GOLD
Harga Gold (XAU/USD) menguat di sekitar $3.230 pada sesi Eropa hari Selasa, mendekati rekor tertingginya. Kekhawatiran terhadap eskalasi perang dagang AS–Tiongkok dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed tahun depan terus mendorong permintaan safe haven, sementara pelemahan Dolar AS ikut menopang harga. Namun, penangguhan tarif oleh Presiden Trump membatasi aksi beli lanjutan.
Malam ini, perhatian pasar tertuju pada rilis data NY Empire State Manufacturing Index April, yang diperkirakan naik tipis ke -18 dari -20. Jika data kembali lebih lemah dari perkiraan, hal ini dapat memperkuat prospek pelonggaran kebijakan The Fed dan membuka peluang penguatan lanjutan bagi Gold pada sesi AS malam ini.
OIL
Harga Oil melemah pada sesi Eropa ke level $60,94 setelah laporan IEA memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan global tahun 2025 dari 1,03 juta menjadi 730 ribu barel per hari. Untuk 2026, permintaan diperkirakan hanya naik 690 ribu barel per hari. Di sisi lain, pasokan global justru meningkat, naik 910 ribu barel per hari pada Maret, didorong oleh produksi Non-OPEC+, terutama dari AS.
Pasar merespons negatif ketimpangan ini. IEA memproyeksikan pasokan akan terus tumbuh dan melampaui permintaan hingga 2026. Tekanan tambahan datang dari data produksi Maret OPEC yang justru turun 150 ribu barel per hari, namun tak cukup mengimbangi lonjakan pasokan global. Jika tidak ada katalis baru yang mendukung sisi permintaan, harga Oil berisiko terus bergerak turun dengan target jangka pendek.
EURUSD
EURUSD bergerak sideways di sekitar 1,1350 pada sesi Eropa setelah kenaikan tajam beberapa hari terakhir. Konsolidasi ini terjadi seiring dengan penguatan sementara Dolar AS, yang mendapat dukungan setelah lebih dari seminggu berada di bawah tekanan. Namun, investor mengantisipasi kelemahan lebih lanjut pada Dolar AS akibat hilangnya statusnya sebagai safe-haven, dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump, yang terus berubah. Selain itu, kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS semakin membebani Dolar, yang tercermin dalam lonjakan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang naik lebih dari 13% dalam enam sesi terakhir.
Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh data ekonomi dari Jerman dan Zona Euro. Indeks Sentimen Ekonomi ZEW Jerman turun tajam pada April ke -14, jauh di bawah ekspektasi pasar, sementara Indeks Sentimen Ekonomi Zona Euro juga mengalami penurunan signifikan ke -18,5. Meski Indeks Situasi Saat Ini di Jerman menunjukkan perbaikan, data ini tetap menunjukkan penurunan yang lebih besar dari yang diperkirakan, mencerminkan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi kawasan tersebut. Dengan Dolar AS yang tertekan dan sentimen negatif terhadap ekonomi global, EURUSD berpotensi melanjutkan konsolidasi hingga malam ini.
GBPUSD
Pound Sterling (GBP) menguat terhadap mata uang utama lainnya setelah rilis data pasar tenaga kerja Inggris untuk tiga bulan yang berakhir pada Februari. Office for National Statistics (ONS) melaporkan penambahan 206 ribu pekerjaan, jauh lebih tinggi dari 144 ribu pada Januari, yang memberikan dorongan positif bagi GBP.
Namun, meskipun data ketenagakerjaan menunjukkan perbaikan, tingkat pengangguran tetap stabil di 4,4%. Para pelaku pasar khawatir bahwa pemberi kerja akan memperlambat perekrutan seiring diberlakukannya kenaikan kontribusi pada skema jaminan sosial mulai bulan April. GBP berpotensi melanjutkan penguatan jika data ekonomi positif berlanjut, namun dapat mengalami koreksi jika kekhawatiran tentang dampak kebijakan baru menguat.
USDJPY
USDJPY bergerak naik karena Yen Jepang (JPY) yang melemah di sesi Eropa pada hari Selasa, dipengaruhi oleh penangguhan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap elektronik konsumen dan sinyal pengecualian industri otomotif dari tarif 25%. Optimisme pasar yang muncul melemahkan JPY sebagai safe-haven. Meski begitu, beberapa faktor, seperti kekhawatiran perang dagang AS-Tiongkok dan potensi kesepakatan perdagangan Jepang-AS, dapat membatasi penurunan lebih lanjut pada JPY.
Selain itu, ekspektasi bahwa Bank of Japan (BoJ) akan melanjutkan kenaikan suku bunga, berbeda dengan kebijakan pelonggaran Federal Reserve (The Fed), turut menekan Dolar AS dan memberikan keuntungan bagi JPY yang memiliki imbal hasil lebih rendah. Namun, meskipun JPY melemah, kondisi pasar yang penuh ketidakpastian dan perbedaan kebijakan suku bunga menjaga potensi pergerakan harga yang hati-hati.
NASDAQ
Nasdaq mampu menguat di sesi Eropa karena ditopang oleh sentimen positif dari panduan Bea Cukai AS yang mengecualikan produk elektronik seperti smartphone, komputer, dan semikonduktor dari tarif resiprokal. Kebijakan ini memberikan dorongan langsung bagi saham-saham teknologi besar yang menjadi tulang punggung Nasdaq, mendorong indeks naik 0,6% pada sesi perdagangan Senin.
Meskipun demikian, komentar dari Presiden Donald Trump dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick yang menyebutkan bahwa pengecualian ini mungkin hanya bersifat sementara menjadi faktor yang membatasi reli lebih lanjut.