Updated Selasa, 23 April 2024 |
Harga Gold (XAUUSD) turun tajam pada awal perdagangan sesi Asia Selasa (23/4/2024) hingga ke bawah US$ 2.300 per troy ons. Konflik Iran dengan Israel yang mulai mendingin membuat Gold diterpa aksi jual yang cukup masif.
Gold terpantau turun lebih dari US$ 29 atau 290 pip ke US$ 2.295,50 per troy ons pagi ini. Penurunan tersebut melanjutkan kemerosotan lebih dari US$ 45 awal pekan kemarin.
Seperti diketahui Israel dilaporkan menyerang Iran pada Jumat (19/4/2024), hal tersebut membuat Gold sempat melesat mendekati lagi rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.431 per troy ons yang dicapai pada 12 April lalu.
Namun, Iran menyatakan serangan tersebut tidak menimbulkan kerusakan apa pun. Salah satu pejabat tinggi Iran juga menyatakan tidak akan merespon serangan tersebut, artinya untuk saat ini adanya serangan balasan cukup kecil. Di sisi lain, Israel menolak berkomentar atas serangan tersebut.
Kondisi tersebut membuat pelaku pasar melihat konflik kedua negara kemungkinan tidak akan meluas. Gold yang sudah naik sangat tajam belakangan ini dilanda aksi jual sekaligus profit taking. Apalagi, bank sentral AS (The Fed) kemungkinan besar tidak akan memangkas suku bunga pada Juni.
Berdasarkan data dari perangkat FedWatch, pelaku pasar kini melihat The Fed paling cepat akan memangkas suku bunga pada September, dengan probabilitas sebesar 64%. Bahkan, banyak analis yang memprediksi The Fed hanya akan memangkas suku bunga satu kali saja pada tahun ini, yakni pada Desember. Tanpa eskalasi konflik geopolitik, sentimen negatif pun kini membayangi Gold.