Updated Jumat, 10 Januari 2025 |
Updated Jumat, 10 Januari 2025 |
Dolar AS masih menunjukkan keperkasaan pada perdagangan Kamis kemarin dan masih berlanjut hingga awal perdagangan Jumat (10/1/2025). Dolar AS masih kuat menjelang rilis data pasar tenaga kerja AS termasuk non-farm payrolls (NFP) pada malam nanti.
GOLD
Harga Gold (XAUUSD) mencatat kenaikan 3 hari beruntun setelah menutup perdagangan Kamis di US$ 2.669,50 per troy ons. Total dalam 3 hari terakhir harga Gold naik lebih dari US$ 33 atau 330 pip dan berada di level tertinggi dalam 3 minggu terakhir.
Presiden AS terpilih Donald Trump yang dikabarkan mempertimbangkan penggunaan tindakan darurat untuk menerapkan kenaikan tarif impor memberikan sentimen positif ke Gold. Langkah tersebut berpotensi memicu perang dagang dalam waktu dekat sehingga memberikan sentimen positif bagi Gold.
Sentimen positif tersebut semakin meningkat sebab NFP AS periode November yang akan dirilis malam nanti diperkirakan sebanyak 160.000 orang, jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya 227.000 orang.
OIL
Harga Oil (CLS10) naik hampir US$ 1 pada perdagangan Kamis ke US$ 74,30 per barel. Kenaikan tersebut terjadi akibat adanya ekspektasi akan adanya peningkatan permintaan bahan bakar untuk pemanas ruangan di AS dan Eropa yang mengalami musim dingin.
Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan Oil pada perdagangan sesi Eropa.
EURUSD
EURUSD turun 3 hari beruntun setelah menutup perdagangan Kamis di 1,02990. Dalam 3 hari, total pasangan mata uang ini mengalami penurunan 905 poin (90,5 pip).
The Fed yang mulai menaruh perhatian akan kebijakan Donald Trump, membuat dolar perkasa dan terus menekan EURUSD. The Fed melihat, ada potensi inflasi kembali naik pada era Trump sehingga akan lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.
Hal tersebut membuat dolar AS perkasa dan menjadi sentimen negatif bagi EURUSD.
GBPUSD
Aksi jual GBPUSD masih terus berlanjut hingga membuatnya anjlok ke level terendah 14 bulan. GBPUSD kemarin menutup perdagangan di 1,23058 dan hingga siang ini turun lagi ke 1,22840.
Aksi jual yang melanda pasar obligasi Inggris memberikan sentimen negatif ke GBPUSD. Aksi jual tersebut menjadi indikasi pelaku pasar pesimistis terhadap kondisi ekonomi Inggris, sehingga menjadi sentimen negatif bagi GBPUSD.
USDJPY
Aksi profit taking membuat USDJPY turun 232 poin (23,2 pip) ke 158,093 pada perdagangan Kamis. Kementerian Keuangan Jepang melaporkan upah minimum mengalami kenaikan terbesar dalam 32 tahun terakhir, yang memberikan sentimen positif ke yen sehingga memicu profit taking USDJPY yang berada di level tertinggi dalam hampir 6 bulan terakhir.
Namun hingga siang ini, USDJPY kembali naik ke 158,421 yang menjadi indikasi superioritas dolar AS terhadap yen dan berpotensi berlanjut pada perdagangan sesi Eropa.
Nasdaq
Pasar saham AS terus dilanda aksi jual setelah Trump yang dikabarkan akan segera menaikkan tarif impor. Indeks Nasdaq mengalami penurunan 3 hari beruntun setelah menutup perdagangan Kamis di 21.300.
Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan Nasdaq pada perdagangan sesi Eropa, menjelang rilis data NFP malam ini.