Updated Jumat, 1 Juli 2022 |
Harga emas nampak kembali bergerak naik di malam hari Jumat (1/7), bergerak ke atas level sentimen pasar pada $1800, setelah rilis data ISM Manufacturing PMI AS.
Di tengah kekhawatiran krisis ekonomi akibat inflasi di AS dan upaya The Federal Reserve untuk menekan inflasi dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan, telah menyebabkan tarik ulur pada minat pasar terhadap logam emas sebagai aset aman. Tingginya inflasi biasanya mendorong aksi beli logam emas sebagai aset aman, sedangkan kenaikan suku bunga dapat meningkatkan naiknya nilai mata uang suatu negara, dalam hal ini, dolar AS, yang menekan minat beli pasar pada logam emas. Tarik ulur ini telah menempatkan level $1800 sebagai level sentimen pasar saat ini, dimana walaupun harga emas melemah akibat kebijakan moneter agresif dari The Fed, daya tarik emas akibat inflasi yang tinggi tidak akan menyebabkan jatuhnya harga emas secara signifikan.
Harga emas sempat catat level terendah $1784.42 di hari ini, yang merupakan level terendah sejak akhir Januari 2022 lalu. Tetapi laporan ISM Manufacturing PMI AS yang dirilis sebesar 53.0 di bawah ekspektasi 54.6 sempat menopang minat beli harga emas kembali ke level $1804.32. Laporan ISM Manufacturing PMI AS biasanya menjadi salah satu tolok ukur pertumbuhan ekonomi, tetapi berdasarkan data sejak 2020 lalu, telah mengalami penurunan 25 bulan berturut-turut, yang memicu kekhawatiran akan terus merosot ke bawah level 50.0 dan mengindikasikan krisis ekonomi yang fatal di AS.
Sentimen pasar nampak masih dominan pada penguatan dolar AS di malam hari ini, dengan penutupan harga emas di bawah level $1800 berpeluang memicu minat jual oleh pelaku pasar secara lebih signifikan dalam jangka menegah.