Inggris merilis data penjualan ritel pada Jumat (19/4/2024) pukul 13:00 WIB yang berdampak pada pergerakan GBPUSD. Pasangan mata uang ini sedang menurun pasca serangan Israel ke Iran, kini kembali mendapat tekanan.

Penjualan ritel Inggris dilaporkan stagnan atau 0% month-on-month (MoM) pada Maret, lebih rendah dari forecast di Trading Central 0,2% MoM, dan bulan sebelumnya yang tumbuh 0,1%.

Pasca rilis tersebut, GBPUSD langsung turun 85 poin (8,5 pip) ke 1,24031.

GBPUSD kini berada di dekat level terendah sejak 17 November 2023, mengalami tekanan akibat eskalasi konflik Iran vs Israel. Dolar Amerika Serikat (AS) merupakan mata uang yang dianggap safe haven, sehingga ketika terjadi konflik geopolitik permintaannya akan meningkat, membuat GBPUSD pun tertekan.

Selain itu, pelaku pasar kini bank sentral AS (The Fed) baru akan memangkas suku bunga pada Desember 2024 yang membuat GBPUSD mengalami tekanan.