![]() |
Updated Kamis, 13 Maret 2025 |
![]() |
Updated Kamis, 13 Maret 2025 |
Rilis data inflasi (Consumer Price Index/CPI) Amerika Serikat Rabu kemarin memicu pergerakan besar di pasar finansial.
Inflasi pada periode Februari dilaporkan tumbuh 2,8% year-on-year (YoY) lebih rendah dari forecast di Trading Central 2,9% YoY dan bulan sebelumnya 3% YoY. Sementara core CPI yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan dalam perhitungan dilaporkan tumbuh 3,1% YoY sesuai dengan forecast di Trading Central dan lebih rendah dari bulan sebelumnya 3,3% YoY.
Penurunan inflasi tersebut membuka ruang lebih besar bagi The Fed untuk memangkas suku bunga. Apalagi santer isu perlambatan ekonomi Amerika Serikat.
Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan pasar pada perdagangan sesi Eropa Kamis (13/3/2025).
GOLD
Harga Gold (XAUUSD) naik lebih dari US$ 17 atau 170 pip ke US$ 2.933,09 per troy ons pada perdagangan Rabu kemarin dan berlanjut lagi hari ini ke US$ 2.947,16 per troy. Gold mendekati rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.956,21 per troy ons yang dicapai pada 24 Februari lalu.
Gold kembali melaju pasca rilis data inflasi Amerika Serikat yang membuka ruang lebih besar bagi The Fed untuk memangkas suku bunga. Semakin rendah suku bunga, maka Gold akan mendapat sentimen positif.
OIL
Harga Oil (CLS10) naik US$ 1,09 ke US$ 67,68 per barel pada perdagangan Rabu kemarin sekaligus mencatat kenaikan 2 hari beruntun. Kenaikan Oil kemungkinan terjadi akibat aksi short covering setelah sebelumnya menyentuh level terendah sejak April 2023.
Oil sebenarnya masih dibayangi sentimen negatif dari risiko perlambatan ekonomi Amerika Serikat yang berpotensi menurunkan demand. Di sisi lain, OPEC+ juga berencana menaikkan produksi yang berarti ada potensi supply global akan naik. Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan sehingga Oil rentan berbalik arah.
EURUSD
EURUSD yang berada di level tertinggi 4 bulan diterpa aksi profit taking hingga turun 322 poin (32,2 pip) ke 1,08871. Selain aksi profit taking, sentimen negatif juga datang dari Uni Eropa yang terlibat perang dagang dengan Amerika Serikat setelah Presiden Trump menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari semua negara.
Jerman merupakan salah satu eksportir baja terbesar ke Amerika Serikat, sehingga perang dagang tersebut memberikan tekanan bagi EURUSD.
GBPUSD
GBPUSD mampu mencatat kenaikan 130 poin (13 pip) ke 1,29624 pada perdagangan Rabu kemarin dan kokoh di level tertinggi 4 bulan. Berbeda dengan Uni Eropa, Inggris belum membalas kenaikan tarif baja yang diberlakukan Amerika Serikat, sehingga kedua negara belum terlibat perang dagang.
Apalagi, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan lebih memilih langkah pragmatis. Pada bulan lalu, Trump mengatakan AS-Inggris kemungkinan akan mencapai kesepakatan bilateral sehingga tidak akan terkena kenaikan tarif.
Pasar nampaknya melihat masih ada peluang kedua negara akan mencapai kesepakatan dagang sehingga mampu menjaga kinerja GBPUSD. Meski demikian, melihat posisinya yang tinggi, ada potensi GBPUSD mengalami profit taking pada perdagangan sesi Eropa.
USDJPY
USDJPY mencatat kenaikan 2 hari beruntun setelah menutup perdagangan Rabu di 148,252. Kenaikan tersebut terjadi akibat aksi short covering, terbukti USDJPY hari ini kembali turun ke 147,736.
Rilis data inflasi Amerika Serikat yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan memberikan tekanan bagi dolar AS. Apalagi ditambah dengan tanda-tanda perlambatan ekonomi, sehingga sentimen negatif masih terus membayangi USDJPY.
Nasdaq
Nasdaq mencatat kenaikan 171 indeks poin ke 19.570 pada perdagangan Rabu, tetapi pada hari ini turun lagi ke 19.436. Hal ini menunjukkan sentimen negatif masih membayangi Nasdaq, terutama dari risiko perlambatan ekonomi AS dan eskalasi perang dagang.
Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan Nasdaq pada perdagangan sesi Eropa.