Updated Jumat, 2 Juni 2023 |
GBPUSD berakhir menguat 848 poin di level 1.25251 pada hari Kamis (1/6) karena dipicu oleh sentimen pelemahan dolar AS dan prospek masih akan berlanjutnya siklus kenaikan suku bunga oleh Bank of England (BoE).
Dolar AS melemah karena pesimisnya data ekonomi AS seperti indeks manufaktur di periode Mei yang berkontraksi untuk bulan ketujuh beruntun karena masih anjloknya permintaan, sementara itu untuk jumlah klaim tunjangan pengangguran naik moderat pada pekan lalu.
Data tersebut memperkuat ekspektasi pasar hingga saat ini memperkirakan 70% peluangnya The Fed akan mempertahankan suku bunga pada bulan Juni, naik tajam dari probabilitas sebelumnya yang hanya 30%, ditambah pernyataan sejumlah pejabat Fed yang menunjukkan akan melewatkan kenaikan suku bunga di bulan Juni.
Sentimen lain yang menopang kenaikan GBPUSD adalah pasar yang melihat angka inflasi Inggris yang masih tinggi yang mendorong spekulasi masih akan berlanjutnya siklus kenaikan suku bunga oleh BoE. Inflasi Inggris telah melambat menjadi 8,7% di periode April, namun masih lebih dari empat kali lipat dari target BoE.
Di sesi Asia (2/6) GBPUSD berpeluang bergerak naik di tengah outlook pelemahan dolar AS dan prospek masih akan berlanjutnya kenaikan suku bunga oleh BoE. Namun, sebaiknya pasar waspadai hasil voting RUU plafon utang AS yang saat ini beralih ke Senat. Jika disetujui, dapat memicu permintaan dolar AS dan menekan turun GBPUSD. Begitupun sebaliknya, jika gagal dicapai dapat mendorong kenaikan GBPUSD lebih lanjut.
Berikut referensi teknikal untuk mengambil posisi buy untuk produk GBPUSD:
Entry Price: 1.25183 - 1.25327
Level Support 1: 1.24935
Level Support 2: 1.24471
Level Resistance 1: 1.25541
Level Resistance 2: 1.25976